Tuesday, October 29, 2019

Tantri Memperlihatkan Toketnya Dengan Pentiel Berwarna Kecokelatan - LapetBecek

Tantri Memperlihatkan Toketnya Dengan Pentiel Berwarna Kecokelatan - LapetBecek


Sebut saja namanya Tantri, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran buah dada 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter. Tantri beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. 


Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Tantri meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya. Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Tantri karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalanjalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.

Ima berangkat ditemani oleh Rininta, seorang camera person dari XX tv ke Jepang. Rininta berusia dua tahun lebih muda dari Tantri, tinggi badannya sepantaran dengan Tantri namun sedikit lebih kurus dengan buah dada yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergontaganti warna, 

kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih. Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negaranegara UniEropa.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Tantri dan rekannya di bandara internasional Narita.

Lo kenapa Nin?, tanya Tantri pada kawannya. Kok kelihatannya lesu gitu?

Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!

Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Tantri, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam? Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindahpindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.

Selama di Jepang, rencananya Tantri dan Rininta akan tinggal di rumah Windari, kawan akrab Tantri kala masih duduk di bangku SMU, Windari sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Tantri karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Tantri.

Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari.

Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Rininta aja ya? Ntar gue kasih tahu tempattempat yang barangnya bagus dan murah.

Yah, si Rininta kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?

Iya, iya, soriii banget tapi gue betulbetul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe.

Mmm.. ya sudah deh engga apaapa kalau begitu. Jawab Tantri dengan muka masam. Eh, omongomong cowok lo cakep ga?

Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi.

Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama omom, hahahaha. Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.

Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.

Sementara itu, di tempat kerjanya, Windari tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Tantri, namun, astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh. Kata Windari dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Tantri namun tidak bisa dilakukan.

Di dalam kereta, Tantri dan Rininta ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk. 

Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Tantri dan Rininta mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri. Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Tantri dan Rininta hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.

Yah, sial, berdiri lagi deh. Ujar Tantri yang diamini oleh Rininta.

Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhlukmakhluk cantik, ha2. Canda Rininta yang disambut tawa renyah Tantri

Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kirakira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.

Ima nanji desu ka?

Tantri dan Rininta samasama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut.

Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.

Ano, What is da time? Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

Tantri dan Rininta baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).

Sebelum sempat membalikkan badan, Tantri merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Rininta, Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh.

Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue. bisik Rininta.

Merasakan gelagat yang tidak baik, Tantri mengajak Rininta menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang. Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangantangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemanamana. 

Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremasremas pantat mereka dan ada yang naik meraba buah dada mereka. Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangantangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangantangan sebanyak itu.

Ehh, apaapaan ini! teriak Tantri. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya.

Ieee, bageroooo! Emph. Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkatakata. Semakin lama, jamahan dari tangantangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Tantri. 

Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangantangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya. Namun usaha itu siasia karena tangantangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangantangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju kemaluan Tantri yang masih tertutup gstring seksi warna hitam.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Mmh. hhhh Tantri hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Tantri mencoba melihat dimana posisi Rininta, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan lakilaki.

Perlahan, tangantangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Tantri. Tantri pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang lakilaki anggota gerombolan itu. 

Kini, Tantri masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan buah dada Tantri yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangantangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.

Mmm!, terdengar suara teriakan tertahan Tantri. Rupanya ada yang meremasremas buah dada Tantri dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Tantri memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan. 

Kini, tubuh bagian atas Tantri sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka. Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting buah dada sebelah kanan Tantri, sementara mulutnya mulai menyusu ke buah dada sebelah kiri Tantri.

Tanpa disadari oleh Tantri, ternyata GStringnya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan kemaluannya yang dihiasi bulubulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesekgesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jarijarinya diatas klitoris Tantri. 

Tantri terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua lakilaki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapatrapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah.

Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Tantri, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluarmasuk di dalam liang kemaluan Tantri, didalam kemaluannya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai gspot milik Tantri. Tantri semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapatrapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan. Emmh hhh.

Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Tantri yang matimatian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.

Mmhh aa aaaaaahh!! Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya. Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuatkuat, akhirnya dilepaskan. Tantri terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi. Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat. 

Hanya sekitar limaenam detik kemudian, tubuh Tantri kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masingmasing, memperlihatkan kemaluan masingmasing yang sudah tegak mengacung.

Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Tantri coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua buah dadanya kuatkuat sehingga Tantri merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas buah dadanya.

Disaat bersamaan, pinggang Tantri ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan kemaluan 15cmnya kedalam kemaluan Tantri dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah kemaluan itu disertai teriakan panjang Tantri yang baru pertama kali dimasuki oleh kemaluan lakilaki. Bapak itu memompa tubuh Tantri dengan cepat.

Plokplok, begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Tantri. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagianbagian sensitif Tantri dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok kemaluannya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Tantri, dan memaksa Tantri untuk mengocok kemaluannya.

Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan kemaluannya kedalam mulut Tantri dan menggerakkannya majumundur. Sehingga sekarang, Tantri dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.

Lima belas menit berlalu, lelaki yang kemaluannya dikocok oleh tangan mungil Tantri, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Tantri.

Ah. ahhh, Tantri mendesah seriap kali kemaluan si bapak masuk dengan dalam di kemaluannya. Lima menit kemudian, tubuh Tantri bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. Aaaa.. aaahh!! Desahnya.

Tidak berapa lama, kemaluan didalam mulut Tantri menyemburkan spermanya. Membuat Tantri gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya. Si bapak yang memompa kemaluan Tantri rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tandatanda akan keluar. Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan kemaluannya dipelankan dan terkadang cepat. Tampaknya ia benarbenar ingin menikmati jepitan kemaluan Tantri sepuasnya.

Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Tantri tibatiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah. Hhhh. ah.. Tantri tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun siasia, baru setengah kemaluan yang bisa dikeluarkan dan

Aaaaaahh Crott, crott, crott! Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam kemaluan Tantri. Aah, sial, damn.. gerutu Tantri dalam hati karena bapak itu keluar didalam kemaluannya.

Tubuh Tantripun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri kemaluan masingmasing di depan wajah Tantri, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masingmasing di wajah Tantri. 

Para lelaki itupun meninggalkan Tantri terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Buah dadanya dipenuhi bekasbekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan. Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Rininta yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Rininta mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma.

Tidak ingin berlamalama dalam keadaan demikian, Tantri segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali, Tantri kemudian mengajak Rininta yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Windari. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.

Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya.

Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini.

Iya, iya, gue benerbener mohon maaf. Ucap Windari.

Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kesini.

Tantri dan Rininta mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Windari.

Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Windari beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Tantri terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah..!



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

0 comments:

Post a Comment