Friday, May 31, 2019

Desy dan Cindy saling meremas Nenen diatas tubuh Indra - LapetBecek.

Desy dan Cindy saling meremas Nenen diatas tubuh Indra - LapetBecek.


Indra merasa lega (rumah kost maksiatnya masih bisa terus beroperasi), tetapi dia kebingungan mendengarnya, kok bisa sih bokapnya selingkuh dengan pegawainya, setahu dia sistem perekrutan pegawainya sama dengan konsep kakaknya, tidak boleh ada yang lebih cantik dari Nyokap dan Kakaknya,


kalau lebih muda yah lumrah, lagian si Vera kakak perempuan sulungnya menjabat sebagai seketaris dan asisten Bokapnya, semua pegawai biasanya di sensor dulu olehnya, kok bisa kebobolan atau Bokapnya sekarang sudah rabun tua, jelek terlihat cantik di matanya?

“Jadi si Vera nangkep basah Papa lagi berduaan sama selingkuhannya?” Indra bertanya sambil berusaha untuk tidak membayangkan Bokapnya yg sama kurusnya dengan dia tetapi lebih bungkuk badannya dan telah beruban sedang menggenjot cewek ceking , atau barangkali gembrot di kantornya.

“Tidak, hanya saja Papa menyuruh Vera untuk memberikan bonus untuknya mobil yang lebih mewah dari standard bonus pegawai lain,” Kakak Indra mencak-mencak, ” Papa juga terlalu sering meeting dengan kliennya bersamanya tanpa melibatkan Vera, Mama juga curiga akan hal ini, Vera ingin kita menyelesaikan masalah ini, kasihan Mama,”

“oh.. Gituh” Indra merasa dia harus ikut prihatin,” jadi rencana kalian gimana,”

“Vera setuju dengan Papa bahwasannya prestasi Cindy ,pegawai genit itu memang bagus, dan berhubung kliennya dari Jakarta, maka sudah seharusnya dia mendapatkan mobil tersebut dan pindah ke Jakarta agar bisa lebih dekat dengan kliennya, hi..hi.. kita buka kantor khusus hanya untuk dia saja..jadi tidak menganggu moral kerja pegawai lain dan papa akan kesulitan menemuinya lagi..hi..hi.” Kakak Indra tertawa sinis mirip tokoh2 wanita jahat ala sinetron tv .

“Papa setuju?” Indra bertanya,” Dan kenapa tidak dipecat saja daripada susah-susah pindahin dia,”

“Hm..rencananya sih begitu, tetapi klien yg dibawanya memberikan kontrak jumlah besar pada kita, dan menurut Vera pemilik perusahaan itu Ortu daripada Ipar Cindy, jadi kita tidak mau beresiko diputuskan kontrak, malah bisa2 Besan Cindy merasa kita membalas jasa baik Cindy bila dia kita pindahkan ke sini dan dapat kantor khusus untuknya…hi..hi..” Indra merinding mendengar tawa licik kakaknya.

“wah.. hebatnya rencana kalian, berarti sudah beres donk ,” Indra sudah tak sabar ingin kembali ke rumah kostnya dan menggarap Desy,” jadi sudah bereskan , .. saya mau lanjutkan belajar bareng Budi”

“Hei,.. jangan egois gituh,” kakak Indra menatap tajam,” Dia sudah diberangkatkan tadi siang oleh Vera, kamu jemput dia sekarang dan kamu carikan dia tempat tinggal sementara, cari saja hotel murahan sementara dulu, ntar besok kamu carikan rumah sewa sekalian yg bisa dijadikan kantor untuknya,”

“Lho.. kok hotel?” Indra yg kesal karena tidak bisa balik ke rumah kost mereka menyela,” Bukankah kita sudah ada kandang buat orang jelek di sebelah rumah Ini,”

Kakak Ipar Indra sedari tadi diam saja tiba2 saja memuncratkan kopi yg diminumnya saat mendengar perkataan terakhir Indra, kakak Indra melotot pada Indra lalu mendelik matanya pada suaminya yg tak sanggup menahan tawanya, terbahak2 dia dan menghindar berlari ke kamar mandi.

“Kamu ,…huhh.. dasar anak durhaka… kamu tidak sayang Mama”Muka Kakak Indra merah padam menahan marah hingga mukanya yg tidak cantik menjadi jelek ( apa bedanya yah?)
“Iyah…yah….Gue berangkat,.. “ Indra buru2 kabur meninggalkan kakaknya yg belum berhenti mengomel2 .

Indra tidak peduli bahwa dia tadi lupa menanyakan manifest penerbangan Cindy pada kakaknya, segera berangkat ke airport, dia kesal banget karena tidak berkesempatan menggarap Desy gara2 Cindy, hm… yg ini gimana orangnya,.. Indra penasaran dengan selera Bokapnya, kalo wajahnya tebak Indra pasti dibawah kategori, cuman Bodynya saja yg bisa dinilai seperti kebanyakan pegawai lainnya.

Sesampainya di Airport baru teringat olehnya data2 Cindy tidak ada, ogah dia menelpon kakaknya Indra lalu mengikuti jejak penjemput lainnya, dia menuliskan nama Cindy dan nama perusahaan Bokapnya di kertas dan bergabung dengan mereka di pintu keluar domestik.

Saat Indra baru ingin berjongkok karena merasa akan lama di sana, dari kerumunan sekelompok orang melangkah keluar seorang wanita cantik, sepertinya baru saja diajak oleh orang2 itu foto bareng, artis kali yah Indra berpikir. Wanita itu berjalan kearah Indra yg tertegun karena sepertinya artis penyanyi mendekatinya,

Indra melihat2 ke kiri kanan dan belakangnya, takut ntar ke ge.er.. an, manatau aja ada cowok ganteng di belakangnya yg menjemput artis itu. Artis itu semakin mendekat ke Indra yg mulai berdebar2 gugup, lalu Artis itu berkata padanya dan menyodorkan tangannya bersalaman,

“hai.. saya Cindy.. kamu pasti Indra putera tunggal pak Mulyono kan?”
“hah..iii…iii..yyahh..?” gugup Indra menjawab dan mulutnya ternganga melongo memandangi sang Artis.
“Ka..kamu Bu..bu..kan artis?” Indra kebingungan bertanya.
“hi.. hi.. kamu lucu Indra… saya Cindy, kalo mau dianggap artis juga boleh” Cindy tertawa.

Indra yg masih takjub dengan penampilan Cindy lalu menyalaminya dan membantunya membawa kopernya yg gede, dia berjalan ke areal parkir diikuti oleh Cindy di belakangnya, sepanjang perjalanan mata semua orang menatap mereka. Sesampainya di mobil Indra lalu memasukkan koper Cindy dan Cindy membuka pintu penumpang depan,

Indra masuk dan menghidupkan mobil, sambil terus melirik ke Cindy setiap kesempatan. Dalam hati Indra terus memikirkan bagaimana bisa Vera kebobolan memasukkan cewek secantik artis ini bekerja padanya,.. hm .. rupanya mata Bokapnya belum rabun,. Dia saja kalo ada kesempatan pasti habis digarapnya cewek secakep artis ini.

“Kamu mirip dengan papa kamu yah, berarti dulu Pak Mulyono pasti seganteng kamu,” Cindy memecahkan keheningan dalam mobil, “ Kurusnya juga sama..hi..hi..”
“eh..engg..ah masa sih gue ganteng?” Indra membusungkan dadanya bangga.

“I..yah dong.. kamu sembunyikan saja sih.. dengan kacamata kamu , ntar.. kalo kita jalan2 bareng saya pilihkan kacamata yg cocok buat kamu,” Cindy menggoda Indra. “wah.. gue percaya saja sama Mbak Cindy, “ Hidung Indra kembang kempis dipuji Cindy, “mbak Cindy juga cantik,.. tadi saya Kira artis Kris Dayanti,”

“Oh.. yah pantesan tadi banyak yg ngajak saya foto bareng..hi..hi.. rupanya saya dikira artis penyanyi” Cindy tertawa lepas sehingga payudanya yg ukurannyapun mirip sang artis berguncang, glek Indra menelan ludah melihatnya.

Indra yg tak tahan penasaran akhirnya memberanikan diri menanyakan pada Cindy, bagaimana wanita secantik Cindy bisa nyasar ke perusahaan Bokapnya. Cindy yg mulanya diam sejenak lalu meminta Indra berjanji menjaga rahasiannya sebelum diceritakan, disanggupi oleh Indra.

Cindy rupanya melakukan operasi plastik pada seluruh wajahnya, hidungnya dimancungkan dan pipinya sengaja di kempotkan sehingga lesungnya jelas terlihat dan melakukan liposucktion di beberapa bagian tubuhnya sehingga mendapatkan bentuknya yg aduhai seperti sekarang ini, Dia sengaja memesan dokter bedah plastik tersebut untuk membuatnya semirip mungkin dengan artis penyanyi idolanya.

Dalam hati Indra menertawakan kakaknya yg kebobolan,.. tak pernah terpikirkan oleh mereka kemajuan zaman yg bisa mengubah wajah seseorang dari jelek menjadi cantik, seharusnya mereka juga ikutan dioperasi plastik..he..he.. biar perusahaan Bokapnya bisa lebih bersinar daripada sekarang yg lebih mirip LPT (Lembaga Perawan Tua) saking banyaknya pegawai jelek yg pada jomblo.

“Aku mau dibawa kemana nih Indra?” Tanya Cindy kemudian.

“eng… Tadi dipesan kakak gue tuk bawain kamu ke hotel duluan…, ntar besok baru nyari Ruko untuk kamu jadiin rumah dinas dan kantor kamu,” gelagapan Indra menjawab saat dia lihat Cindy merengut sewaktu dia bilang hotel.

“Huh kakak kamu ituh, cemburuan banget,” Cindy merengut,

” Saya tidak suka ke hotel, masa saya di tinggal seorang diri di sana , sayakan takut, Indra temenin saya yah,” Glek,.. tentu saja Indra mau, tetapi yg keluar dari mulutnya, ” Bisa mencak2 Sella kakak saya kalo gue gak pulang malam ini, apalagi kalo tahu gue nginap bareng kamu,”

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“hi..hi.. kamu takut yah sama kakak kamu, lebih berani Papa kamu donk kalo gituh,”tantang Cindy.
“Lho.. jadi beneran kamu memang selingkuh sama Papaku?” Indra kaget.
“lha..iyalah.. perawan saya Papamu yg renggut,” Cindy sengaja mencemberutkan wajahnya, padahal dalam pikirannya terbayang nikmat saat bersetubuh dengan Papa Indra.

“waduh, nekat juga yah Papa gue,” Indra nyegir, dalam otaknya yg sudah ngeres membayangkan nikmatnya melahap Selingkuhan bokapnya seperti cerita stensilan yg sering dia baca semasa kecil.

“Hm.. bagus kagak permainan Papa gue?” Indra mulai memancing.Cindy kaget melihat senyum nakal Indra menggodanya lalu membalas,

“Mantep dong, punya Papamu anunya panjang,”
“Oh yah,.. hm.. masak sih,.. tapi biasanya orang bilang buah jatuh tidak jauh dari pohon lho,” Indra tertawa makin ngeres otaknya setelah melihat sepertinya Cindy juga mulai terbawa suasana.

“Hm,.. kalo tidak Nampak mana terbukti,” Cindy melirik ke selangkangan Indra,” Makanya elu nginap saja malam ini bareng gue dan buktikan donk..hi..hi..”

“wah..wah..nantang gue nih,” Indra semakin bingung , Dia sebenarnya sudah pengen menikmati Cindy tetapi kalo tidak pulang malam ini Sella kakaknya pasti curiga dan bisa ngadu sama nyokapnya.

Indra diam dan berpikir, terbesit diotaknya ide untuk membawa Cindy ke rumah kostnya, lha di sana dia kan ada yg nemani, dan dia bisa pulang sehabis menggarap Cindy..hm.. ide bagus menurutnya.

“Kalo gitu, gimana kalo saya bawa kamu ke rumah kost saja, disana sedikit rame, jadi kamu tidak perlu takut,” Indra lalu lanjut berkata,” di sana ramah2 penghuninya, yg punya temen karib gue, kamarnya bersih dan mewah kok, ada acnya lagi tiap kamar,gimana mau?”

“kamu ikut nginapkan?” Cindy bertanya dengan suara manja.

“Eng.. saya temani sampe malam saja yah,..toh ntar gue kenalin sama mereka,.. jadi kamu kan ada yg nemani gituh,.. pokoknya gue atur deh kamu jangan sampe kecewa malam ini,” Indra keluarkan jurus wajah penuh perhatian dan pengertian palsunya.

“janji yah..Indra,” Cindy tersenyum tanda setuju.

Sepanjang perjalanan ke rumah kost Indra mereka ngobrol dan tentunya makin lama makin ngeres arah obrolannya membuat Cindy makin berani mengelus2 Indra dan merebahkan dirinya pada Indra, layaknya sepasang kekasih. Saat Indra membawa Cindy ke dalam rumah yg berteriak paling keras kaget adalah si Desy, sama seperti yg lainnya dia mengira Indra membawa pulang kris Dayanti.

Indra mengenalkan Cindy pada Desy, Ayu dan Budi. Mereka sebenarnya mau ngobrol dengan Cindy, tetapi Indra lalu membawa masuk Cindy ke kamar yg masih kosong dengan beralasan pada mereka Cindy lelah, padahal dia sudah tak sabar ingin melahapnya.

Begitu pintu tertutup, Indra langsung meletakkan kopernya dan langsung memeluk Cindy dan menciumnya, dan dibalas oleh Cindy penuh nafsu. Budi menggigit bibir bawah Cindy dan memainkan lidahnya dalam mulutnya, saat lidah Cindy membalas masuk dalam mulut Indra langsung menyedot dan menggigit halus,

hm.. Cindy merasakan nikmatnya permainan bibir Indra, 1-0 untuknya dibanding Bokapnya. Tangan Cindy lalu mulai membuka kancing baju Indra, tetapi Indra lalu menyambung membuka sendiri dan celananya cepat, Cindy juga menelanjangi dirinya. Mereka lalu merebahkan diri ke atas ranjang baru yg belum dilapisi sprei oleh Ayu.

Indra bergerak meremas lembut payudara Cindy dan memainkan lidahnya pada puting Cindy, dijilatinya, lalu di gigit lembut, dan diemut2. Hm… Cindy mendesah kuat, 2-0 untuk Indra, permainan lidahnya Indra nikmat sekali, Cindy yg hanya pernah bersetubuh dengan Bokap Indra merasakan awalnya saja sudah sangat nikmat bersama Indra gimana selanjutnya, dia mendesah terangsang hebat. Indra bergerak turun dan memainkan lidahnya pada kelentit vagina Cindy, lalu bibir vaginanya dan lubang duburnya berganti2an.

Indra lalu memasukkan jarinya kedalam lubang Vagina Cindy, tangannya mengobel dan mengelus2 dinding dalam vagina Cindy, yg membuatnya mendesah makin Kuat dan mengelinjang. Cindy takjub dengan permainan oral Indra yg baru dia rasakan, seumur dia tak pernah merasakan sensasi yg begitu nikmat, hm..gila.. tak mungkin lagi ngasi angka, Indra menang mutlak dibanding Bokapnya, Cindy memejamkan matanya menikmati.

Saat Indra berhenti Cindy yg masih memejamkan mata merasakan nikmat dengan mulutnya yg memang lagi menganga merasa ada sesuatu yg memasukinya, dia terbelalak saat melihat yg masuk dalam mulutnya Zakar panjang Indra. Hm.. permainan apa pula sekarang Indra lakukan, Cindy lalu merasakan hangat dan denyutan zakar Indra dalam mulutnya, ditambah sodokan Indra sehingga kepala zakar Indra menabrak2 dining tenggorokannya, hm..nikmat juga permainan ini,

“hm.. hm..” Cindy mendesah dengan zakar Indra dalam mulutnya, dimainkan lidahnya pada zakar Indra sehingga dia semakin merasakan denyutan zakar Indra.

Sesaat kemudian Indra mencabut zakarnya dan menyuruhnya nungging, Cindy turuti dan dia rasakan zakar Indra memasuki lubang vaginanya,.. hm.. nikmat sekali dan terasa olehnya dinding lubang vaginanya merasakan hangat dan denyutan zakar Indra hingga terasa dalam sekali, lebih dalam nikmatnya daripada zakar Bokapnya.

“oh….ah..ah…arghh” Cindy mendesah kuat menikmati zakar Indra yg sekarang bergerak maju mundur dalam vaginanya, perlahan dan kemudian makin cepat, Cindy juga makin mempercepat desahannya ..oh..nikmat sekali dia rasakan saat itu.

Sayup-sayup suara desahan dan erangan Indra dan Cindy terdengar sampai ruang keluarga yg senyap karena Desy sepertinya sudah kecapekan membual, Budi mengajak mereka tidur, Ayu bingung,

“Mas Budi ngajak Ayu atau mbak Desy?” tanya Ayu.
“Maunya aku yah kalian berdua “ jawab Budi yg berusaha mengelak cubitan Desy,
“iih.. maunya… hi..hi.?” Desy tertawa.

Budi lalu merangkul Ayu dan menggandeng Desy berjalan ke kamarnya. Budi yg terbiasa tidur hanya berkolor ria membuka baju dan celananya, Ayu yg tidak tahu mengenai itu mengira Budi bersiap2 untuk bertarung, Ayu lalu menelanjangi dirinya sendiri dan naik ke atas ranjang dan tangannya lalu menyusup masuk kolor dan meremas2 zakar Budi.

Desy terkejut melihat Ayu yg begitu agresif, tidak mau kalah lalu ikut bertelanjang ria, ah.. masak gue kalah sama cewek udik, Desy berkata dalam hati. Desy lalu naik ke ranjang dan mencium puting Budi dan memainkan lidahnya pada putingnya.

Budi yg awalnya kaget dengan tindakan kedua cewek tersebut tidak jadi menolak, dia lalu menikmati permainan kedua cewek tersebut apalagi saat Ayu memasukkan zakarnya ke dalam mulutnya dan menghisap serta memainkan lidahnya pada kepala zakarnya langsung merem melek kenikmatan.

Desy lalu mencium Budi penuh nafsu dan mengarahkan tangan Budi ke vaginanya, Budi lalu mengelus dan memasukkan jarinya ke lubang vagina Desy dan menggerakan jarinya maju mundur cepat membuat Desy mendesah menikmatinya. Tangan Budi lalu meremas2 payudaranya dan memainkan jarinya pada puting Desy, sesekali Budi memindahkan tangannya mengobel2 lubang vagina Ayu yg telah bergeser ke arahnya.

Ayu yg melihat zakar Budi telah mengeras lalu cepat2 berganti posisi menaiki tubuh Budi dan memasukkan zakar budi dalam Lubang Vaginanya , dia takut terserobot Desy. Ayu lalu mendesah dan menggerakkan pinggulnya maju mundur dan memutar mencari posisi yg dia rasa paling mantap menikmati zakar Budi.

Desy yg kheki melihat gerak cepat Ayu lalu menaiki tubuh Budi juga dan mengarahkan Vaginanya ke wajah Budi, dia rasakan ciuman dan jilatan lidah Budi pada kelentit dan bibir vaginanya,..hm.. nikmat sekali , dia lalu meraih tangan budi dan menuntunnya meremas payudaranya.

Ayu yg memandangi punggung Desy mengeliat nikmat tidak mau kalah meraih tangan Budi yg lain dan meletakkannya pada payudarnya, oh.. ah.. sengaja dia mendesah kuat saat tangan Budi meremas payudaranya dan memainkan putingnya. Desy tidak mau kalah, dia juga ikut mendesah makin kuat sehingga suara desahan mereka memenuhi kamar,

“oh.. ah.. ah…arh…..oh..”

Desy yg tidak mau terserobot lagi membalikkan tubuhnya dan kali ini pantat montoknya yg menghadap ke wajah Budi, Desy kembali mendesah saat Budi kembali memainkan lidahnya, kali ini dia rasakan geli2 nikmat lidah Budi bergerak menjilati dari bibir anusnya hingga kelentitnya.

Desy sekarang menatap ke arah wajah cantik Ayu, dia melihat hidung mancung Ayu dan bibir mungilnya ternganga mendesah menikmati zakar Budi, hm..emang manis wajah pembokat ini, tanpa sadar Desy yg sudah terangsang lalu gemas memeluk Ayu dan mencium bibirnya, Ayu kaget tetapi dia tidak menolak saat merasakan sensasi nikmat ciuman Desy,hm.. sama nikmatnya dengan ciuman kedua jurangan mudanya, Ayu lalu membalas ciuman Desy.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Kedua tangan Ayu lalu bergerak meremas buah payudara Desy, lalu satu tangan turun dan mengelus2 vagina Desy, Budi heran karena tiba2 saja Desy menjauhkan vaginanya dari wajahnya, dia lalu melihat kedua cewek tersebut berciuman dan saling meremas payudara masing2 diatas tubuhnya,

Budi kaget, tetapi dia menikamati pemandangan di depannya, kedua tangannya lalu menopang kepalanya agar bisa melihat dengan nyaman. Tangan Desy mengelus2 atasan vagina Ayu dan memainkan jarinya pada kelentit Ayu, sementara jari Ayu mengobel2 lubang vagina Desy. Tangan Budi lalu bergerak mengelus2 punggung Desy lalu bergerak memutar ke depan dan meremas2 payudara Desy.

Ayu melepaskan Ciuman Desy dan mendesah makin kuat dan makin cepat menggoyang pinggulnya, lalu dia memekik merasakan dahsyat nikmat orgasmenya, Ayu merebahkan dirinya ke samping Budi dan memeluk Budi dan tangannya mengelus2 dada Budi dan sesekali dia mencium dan memainkan lidahnya pada puting Budi.

Desy lalu mengantikan posisi Ayu, sekarang dia menghadap ke Budi dan mulai menggoyangkan pinggulnya dengan zakar Budi dalam lubang vaginanya. Desahannya cepat mengikuti goyangan pinggulnya. Tangan Budi lalu meraih payudara besar Desy yg juga berguncang cepat mengikuti gerakan pinggulnya, diremas2nya payudara Desy.

Sesaat kemudian Desy memekik nikmat, dia lalu naik dan melihat mengambil kolor Budi lalu melap zakar Budi kemudian dia mulai melakukan oral pada zakar Budi dengan tangannya dia mengocok2 zakar Budi. Ayu tidak mau ketinggalan lalu ikut mengerumuni zakar Budi, berganti2 an Ayu dan Desy saling menjilati zakar Budi membuat Budi mengerang nikmat, saat erangan Budi makin kuat, Desy yg tahu Budi hampir mencapai klimaksnya lalu mendorong Ayu dan merebut zakar Budi dan memasukkannnya ke dalam mulut.

Desy langsung menyedot kuat saat dia rasakan semburan sperma Budi dalam mulutnya, Budi langsung melolong kuat kenikmatan. Begitu selesai Ayu dan Desy tertawa terbahak2 mengenang aksi mereka barusan, Budi tersenyum senang. Mereka lalu tertidur seranjang dalam kamar master room.

Sementara di kamar yg lain Cindy yang memekik merasakan nikmatnya orgasme dengan zakar Indra dalam vaginanya dengan kedua tangan Indra yg meremas2 payudaranya, hm.. nikmat sekali dia rasakan, sepertinya dua kali lebih nikmat dibandingkan dia orgasme saat masturbasi, sedangkan dengan Bokap Indra, dia tidak pernah orgasme, bokap Indra terlalu cepat nembak,sedangkan anaknya,.. wow.. masih belum nembak.

Dia lalu makin mempercepat gerakan pinggulnya agar Indra segera nembak. Indra akhirnya menembakkan spermanya dengan posisi Cindy diatasnya, sepanjang permainan mereka terus berganti2 gaya, Indra sengaja melakukan banyak gaya tersebut untuk memamerkan bahwa dia lebih jago memuaskan cewek dibanding Bokapnya.

“oh..ah..arghh..” Budi mengerang nikmat saat dia menembakkan spermanya, sementara Cindy memelankan goyangannya lalu berhenti dan memeluk Indra dan berusaha membujuk Indra agar tidak pulang malam itu, dia masih ingin orgasme lagi bareng Indra sekali lagi.

Indra yg sudah melampiskan Birahinya pada Cindy malam itu, sedangkan siang sebelumnya pada Ayu mampu mengontrol dirinya, tidak terpengaruh dengan suara manja Cindy, dia janji besok sepagi mungkin dia datang dan memberikan orgasme kepada Cindy terlebih dahulu sebelum kuliah.



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Thursday, May 30, 2019

Kujilat Toketnya Perlahan Memutar dari Pinggir Toketnya Memuncak ke Pentilnya - LapetBecek.

Kujilat Toketnya Perlahan Memutar dari Pinggir Toketnya Memuncak ke Pentilnya - LapetBecek.


Namun setelah kami sama2 menikah, kami menjauh, bahkan linA sangat menjaga jarak denganku. Jujur aku sendiri masih menyimpan hayal dengannya, tubuhnya memang kurang berisi, payudaranya juga tidak besar, tapi permainan sex nya luar biasa, libido yang besar membuatku sering terbayang dirinya.


Sering pada suatu saat aku berusaha menggodanya, tapi sulit. lina dan suaminya (kakak istriku) tinggal mengontrak sebuah rumah kontrakan yang kecil tepat di seberang sebelah rumah mertuaku yang juga mertua dia.

Suatu Ketika aku sedang berkunjung ke rumah mertuaku, tentunya dengan istri dan anakku, karena rumah mertuaku berada di luarkota tempat aku tingal, otomatis biasanya aku menginap. Hari Minggu kami disana, Aku bertemu dengan lina, kami salam dan berbasa basi seperti biasa, aku masih saja terpesona melihatnya, apalgi dia hanya pakai celana pendek dan kaos oblong tipis, aku berusaha berlama-lama bersalaman dengannya, tp dia buru2 melepasnya. Aku berhasrat sekali dengannya tapi segera kubuang jauh2 pikiran itu karena keluarga sedang berkumpul tidak mungkin itu trjadi.

Esok hari, subuh2 sekali istriku, kakaknya (suaminya lina), dan adik2nya, sudah bersiap2 berangkat acara keluarga sekaligu ziarah ke makam leluhurnya, mereka berangkat dengan Pamannya, Ibu dan seluruh keluarga. Hanya Aku putuskan tidak ikut karena masih cape dan malas. jadi hanya AKu dan Kakak Perempuan ibu mertua yang sudah sangat tua dan sulit berjalan yang tidak bisa ikut, Oh iya lina juga tidak ikut karena dia hari itu tidak libur. Sial sekali pikirku, kukiran pagi ini bisa melihat alin dan ada kesempatan untuk menggodanya.

Pagi itu keadaan rumah sudah sepi, semua sudah berangkat, kecuali aku dan uwa. tiba2 terdengar alin masuk dari pintu belakang dari arah kontrakannya,

bertanya pada uwa “wa, saklar di kontrakan rusak wa, jadi air sama lampunya ga bisa nya nyala, mana lina harus kerja lagi, si mas sama yng lain udah berangkat lagi gada yang bisa dimintain tolong”.

Mendengar itu ingin rasanya aku segera beranjak dari ruang tengah menawarkan bantuan, tapi sebelum aku bicara uwa sdh menimpali

“Tuh ada ada Yonar, dia ga ikut, minta tolong aj ya”, mendengar itu aku langsung menimpali ” Udah sini Lin aku coba liat sapa tau bisa” ” Ngga usah ngerepotin” jawab lina sambil berbisik ” ntra macem2 lagi”.

Pikirku tau aja dia kalau aku punya niat macem2, tapi demi jaga gengsi aku bilang “Ada-ada aja, gini aj deh, selagi aku betulin saklar dikontrakan mu, lina disni aja dulu sampe beres, mandi disni aja”

Dari gerakgeriknya dia hendak menolak namun Uwa buru2 bilang ” ya udah sekarang cepat betulin Yo, Lina disni aja dulu”

Membawa Peralatn listrik, obeng, gunting dsb, lina menuntunku ke kontrakannya, sekaligus dia membawa perlengkapan mandinya untuk mandi di rumah mertua. Setelah Lina menerangkan masalahnya aku pun segera memperbaiki saklar kontraknya, dimana saklar ini sebagai penghubung listrik induk dengan listrik rumahnya, sementara Lina mandi di rumah mertua.

Sekitar 15 Menit sudah aku memperbaiki saklar di kontrakannya, Lina Pun belum juga selesai mandi. Sesekali aku bolak balik ke rumah mertua untuk mengambil beberapa keperluan, suatu kali ketika aku bolak balik, aku penasaran, jiwa nakal ku muncul, Hayalku membayangkan Lina yang sedang Bugil, tanpa sehelai benang pun ditubuhnya, terbayang tubuhnya dibasuh sabun, payudara dan vaginanya, pikiranku pun smkn nakal aplg setauku pintu kamar mandi disini tidak bisa tertutup sempurna sehingga ada bnyk celah untuk mengintip.

.. Uuh.. ku intip Uwa sedang dikamarnya, mungkin tidur, maka hayalku memberanikan untuk Mengintip Lina yang sedang mandi, dari balik celah pintu yang rusak,.

Perlahan kuintip, wow kulihat lina menyamping, bugil seluruh tubuhnya dipenuhi busa – busa sabun, tangannya yang lentik mengusap perlahan toketnya, oh.. dia meremas2 toketnya sambil memejamkan mata, melihat ini kontolku tak kuasa makin menegang, aplagi kemudian aku dikagetkan dgn adegan berikutnya: Lina Mengusap vaginanya, memasukkan jarinya kedalam vaginanya, ah apakah dia sedang masturbasi? pikrku..

terus dia mengocok vaginanya sebari mendesah tak karuan, aku semakin tegang melihatnya, kontolku tak kuasa menegang, andai saya aku dapat menyetubuhinya.. . Sedang asik bermain dgn kelamin masing2, terdengar suara dari Dalam Ruang tengah: ” Liinn, kalau sudah mandinya, kesini dulu bentar ya..” lina yang sptnya sedang asik memainkan vagina terkaget lsg menjawab ” Iya Wa..” Begitupun dengan aku buru2 aku beranjak dari intipan ku dan segera kembali ke kontrakan lina meneruskan memperbaiki saklar.

Fyuhh.. benar2 tontonan yang membuat nafsu memuncak.. Pikiranku tidak bisa konsen memperbaiki saklar, pdhl aku sudah mau selesai. Ah kucoba hilangkan pikiran kotor itu dan kembali ke tugasku semula.

beberapa saat kemudian lina masuk ke rumah, habis mandi dengan (sayangnya) sudah menggunakan kaos dan celana pendek, padahal harapku dia hanya memakai handuk saja.

Seketika dia bertanya padaku ” belum selesai juga memperbaikinya? lama bnr” .. Aku jawab ” ya iyalah kan harus hati2, emangnya mau kalo nyetrum dan kebakaran”.. msh terbayang bagaimana adegan tadi kulihat di kamar mandi, maka muncul hasrat ku untuk menggodanya, menyetubuhi, atau bahkan memperkosanya.

Kulanjutkan tanyaku “udah mandinya Lin?” dgn agak sinis khasnya dia menjawab ” ya udah lah ngapain juga lama2″,

aku : “udah tuntas ya aktifitasnya di kamarmandi”

Lina: ” maksudnya? ya udah lah dah tau udh keluar kamar mandi berarti udah donk”

Aku: “yaa kirain aj ada yang masih nanggung”

Lina: Apaan sih, ga ngerti, udah ah cepetan benerin listriknya, aku mau ganti baju ni, susah kamarku kan gelap”

Aku: gelap bukan berarti ga bisa ngapain2 kan.. buktinya jadi tuh anakmu waktu gelap2 kan? hahahaha.. udah tuh dicoba listriknya, coba aj lampu ama airnya ..

LIna: iya aku coba..

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

sebari dia coba satu persatu stopkontak, lina melanjutkan pembicaraan ” iya dulu gelap2an enak si sebelum ada si Tina (anaknya) , sekarang ..uuhh.. dah bosen kali si angga (suaminya – kaka istriku) udah jarang, eh YOnar udah oke nih semua lampunya”

Aku: ahh kan banyak alternatif.. bisa sendiri atau cari bantuan lah… Syukurlah kalau sudah ok, dicoba juga airnya nyalain trs ganti baju kerja gih, ntr telat”

Lina: ahh alternatif apaan maksudnya yo… (sebari melirik nakal kearahku), bosennya jg kali kalau sendiri,, dah aku ke kamar mandi cek dulu,

Lina berlalu menuju kamar mandi diujung belakang kontrakannya, sebari aku mengikutinya dari belakang,

kalimat terakhir dari mulutnya membuat hasrat ku makin bergetar, “bosen sendiri” dalam hatiku, hayalku trs bermunculan, apakah aku perkosa saja ketika dia di kamarmandi? kubekap dari belakang meremas toketnya, memaksanya .. tapi kalau ketauan gmn? kalau lina berteriak kencang gmn, sedang dinding pemisah antar kontrakan di tempatnya tidak tebal, tak tahan rasanya ingin menjilat lehernya yang lnjang, menikmati langsing tubuhnya..

Hayalku sejenak terhenti oleh teriakan lina ” aduuhh yoo.. basah kuyup.. dah jalan lagi nih airnya.. tapi nyemprot banget..untung belum pake baju kerja..”

dengan segera aku menghampirinya ” ya bagus donk,, berarti dah jalan lagi, gada masalah lagi kan, baru disemprot sama air, gmn kalau semprotan yang kental..” goda ku..

Lina menjawab ” yaa kalau itu enak donk.. ” sebari dia membalikkan badan kea arah ku dan membuat mataku terbelakak,, air yang membasahi kaosnya, membuat lekuk tubuh dan payudaranya tercetak sempurna, dan yang membuatku menelan ludah adalah lina belum memakai bra!! ternyata sejak tadi dia hanya memakai kaos saja.. badanku makin gemetar.. kontolku makin ngaceng tak tertahan dibalik celana tidurku..

“heh.. melotot aj!! liatin apa ayoo… udah mau ganti baju kerja sekalian, tuh beresin tuh yang dalam celana di kamar mandi” sebari tertwa kecil keluar dari kamar mandi. dengan malu aku masuk kamar mandi segera beresin celana, ku keluarkan kontolku, sudah ngaceng sekali kontolku, tak tahan rasanya, apa aku onani saja pikirku, ah tidak, masa sih aku menyia-nyiakan kesempatan dengan lina, tak ada orang disni.. pikirku mengalir liar, sampai tanpa sadar, ternyata lina memperhatikan aku dari balik lubang pintu kamar mandi yang memang tidak tertutup, ..

“hayyo kenapa lin.. susah ni mau dituntasin, bantuin donk..” secepat itu aku langsung bicara sebari mengusap2 kontolku, dgn kelagapan lina beranjak pergi sebari bicara ” apaan sih, sendri aja gih, atau minta sama istrimu, udah ah ganti baju dulu ah udah mau kerja nih”

aku pun mngikutinya berjalan menuju kamar, kulihat dari luar, dikamarnya dia dudukdi ranjangnya spt termenung, dia hendak membuka bajunya tapi terhenti ketika tangannya menyentuh payudaranya sendiri, dia usap2nya, mungkinkah dia juga sebenarnya terangsang dan sedang ingin bercinta tapi dia gengsi untuk jujur padaku..

aku beranikan maksud ke kamar tidur kecilnya yang hanya cukup untuk satu ranjang dan sedikit ruang itu, dari belakang kubisikkan ditelinganya “aku kangen ih masa-masa kita dulu, aku kangen banget sama kamu, dah lama mendam rasa ini Lin”, dengan nada tinggi dia bilang ” Kamu masuk kamar orang ya ga sopan, ngomongnya ngawur ah, males ah, kita tuh udah sama2 nikah, dah punya anak lagi, inget tuh,..”

aku: kalau perasaan susah Lin (kupegang bahunya ku balikkan tubuhnya sehingga menghadapku), “aku sayang banget sama kamu lina, sering aku terbayang dirimu yang jadi istriku”..tak kuasa aku memandangnya wajahnya dan memandang kaos basahnya yang setengah terbuka, tercetak jelas payudara mungilnya

Lina: “inget .. kita udah … ”

belum selesai dia bicara aku langsung kecup bibirnya, kulumat bibirnya kuat2.. aku berusaha mendekap tubuhnya, sebelum lina mendorongku, duduk menjauh dari aku, berusaha unutk menamparku namun dengan segera ku pegang tangannya, “aku sayang banget lin sama kamu, sekalian lah bantuin aku tuntasin ya..”

kuberanikan diri mendekatinya lagi tanpa melepas genggaman tanganku padanya, sebelah tanganku membelai rambut lurusnya, kurebahkan kepalaku, mulutku di telinganya, kubisikan “i luv u so much lin, please.. sekali ini aja, aku janji gakan jadi panjang, ..”

kukecup langsung daun telinganya, kujilat, lina menggelinjang, dia memejamkan mata, tanpa perlawanan, kuanggap itu tanda setuju atas permintaanku. kuciumi kujilati telinganya, kuberanikan menjalarkan lidahku tak hanya di sekitar telinga, menjalar ke pipinya menuju bibirnya, sekali lagi aku kecup bibirnya, kujilati, kusedot, kali ini tanpa perlawanan. 

meski dia masih tak menggerakan bibirnya, aku terus melumat bibirnya, nafsu sudah membara sejak tadi, kusogokkan lidahku kedalam mulutnya yg masih rapat, kupaksa masuk kedalam mulutnya, tak lama dia menyerah juga, kumainkan lidahku didalam mulutnya, menyentuh lidahnya, menjilati lidahnya, kurasakan dera nafasnya semakin kencang, kucekatkan tubuhnya, kulumat terus bibirnya yang mulai terbuka, sesekali membalas ciumanku perlahan.

aku mulai melepaskan genggaman tanganku, kupegang kepalanya sebari tetap menciuminya, sementara tanganku yang satu mengusap, menyentuh2 lehernya punggungnya, memainkan telinganya,

Ciuman itu berlangsung cukup lama, lama kelamaan lina mulai membalas ciumanku, dia mulai memainkan lidahnya, beradu dgn lidahku, mulutnya mulai berani melahapku, ciuman lahap dan kasarnya mulai nampak, desahan desahan nya mulai terasa trdengar ..Hmmm Hhh hsthhh… itu yang aku suka dan aku rindu darinya.. ciuman kami semakin panas, kedua tangannya mulai memelukku, satu tangannta mengacak2 rambutku, tubuhku mulai menempel dgn tubuhnya yang masih terbalut kaos yang basah.

Tanganku mulai berani menelusup kebalik kaosnya yang basah dan setengah terbuka, kuraih toketnya yang sedari tadi tercetak dibalik kaosnya, kuremas toketnya, AKKHHHHHHHHHH OOKHHHHHHH….OoHHhhhdsthh, erangan keras keluar dari mulutnya ketika ku remas toketnya, ku mainkan putingnya yang sudah mengeras,

Kubuka kaosnya yang basah, tanpa kesulitan, kutau sejak awal dia sudah tidak memakai bra, kujalarkan lidahku kelehernya, uhh HHsshtstthh.. lina tak hentinya mendesah tak karuan.. kulanjutkan juluran lidahku bibirku menciumi sampai toketnya lina yg masih terduduk di ranjang dan aku yang sudah setengah jojok di lantai, sebelah toketnya kujilati perlahan, sebelah kuremas dengan tanganku.. Hhhhhsthh.. kujilat toketnya perlahan memutar dari pinggir toketnya memuncak ke puting .. kutarik kencang2 putingnya, semua kulakukan bergantian kanan kiri, yang makin membuat lina nafsu nya membesar, kulanjutkan petualangan lidahku keperutnya

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ku perosotkan celana tidurnya, ahhh … darahku serasa makin mendesir melihat langsung pemandangan tanpa CD, langsung kulihat vaginanya, Memeknya yang tadi hanya kulihat dari intipan di kamarmandi, kini didepana mataku dgn lina yang sudah berbugil ria. segera saja petualangan bibirku berlanjut di bibir memeknya lina.

.OOhhh sedap sekali, aromanya semerbak habis mandi dicampur aroma cairan dari memeknya yang sudah becek sekali.. kulahap habis memeknya, kuciumi sekitarnya, kujulurkan lidahku masuk kedalam liang memeknya yang memang sudah longgar, kusogoh habis2n liang memeknya, lina menjerit kuat ” AHHHH oohhh… ughhh.. dibenamkan nya wajahku sedalam-dalamnya ke liang memeknya, tangannya benar2 mengacak-acak rambutku, mendorong kepala ke memeknya, sesekali mejenggut rambutku.. oohh uhh..

sedang asik memainkan memek lina, tiba2 tangannya mendorong kepalaku keluar “Lina udah ga tahan banget yon mau orgasme nih, tp gamau sekarang ya ” dia bilang. Aku hanya mengangguk dan berkata “apapun mau kamu sayang”

Lina mengangkat tubuh yang setengah jongkok untuk duduk disampingnya diranjangnya, “sekarang giliran lina” ucapnya, segera dgn kasarnya dia membuka kaosku, dikecup dan dilumatnya bibirku dgn liar, dipegangnya kepala erat2 dijilatinya pipiku bibirku, seluruh wajahku, telingaku dijilatinya kanan kiri, digitnya,, Akkhhhhhhhh Lin enak banget,, ughh,,,,,,, tanganku pun meraih toketnya meremas2nya, sebari bibir lina menjamahi wajahku, telingaku, leherku nyaris saja di cupangnya, sebelum aku melarangnya khawatir ketauan istriku.

Lina menjamahi tubuhku dengan liar, dadaku, perut buncitku, dia tarik puting susu ku yang berbulu, tangannya liar menjamahku, membuka celana pendekku, memerosatkannya berikut dgn CD ku, ko0ntolku sudah sangat , menegang kencang dan memerah.. Ahhh senyum liarnya lina sebari menatap liar padaku, dia menjulurkan lidahnya memainkan kepala kontolku. Akhhhh Linnn.. enak banget.. dia mengocok2 kontolku sebari menjilati ujung kontolku, dia berjongkok dilantai, memainkan kontolku, menghisapnya, naik turun, makin kencang makin kencang.. Ohh aku tak tahan lagi.. dijilatinya kontolku..

Dia kemudian mencabut mulutnya dari kontolku, dia berdiri menghadapku yang masih terduduk, kesempatan ini kupakai unutk menjilat lagi memeknya yang sudah sangat becek, meremas toketnya kuat2.. ahh indah sekali pemandangan ini tubuh lina berdiri dihadapanku, seolah dia sedang stripsis, bergerak menggelinjang karena rangsanganku ke dlm memek dan toketnya..

baru sebentar kumenikmati itu, lina mendorongku keras, sampai aku terlentang diranjangnya, ranjang tempat biasa dia bersetubuh dgn suaminya.

ucapnya ” Lina udah ga tahan yon’..

dia menaiki tubuhku diranjang, diarahkan memeknya kearah kontolku, Bleesss,,, aakhhhh Ugghhhhhhhhhh kami mengerang bersama-sama..

Lina menindihku.. women on top,, digerak2n tubuhnya… kami berciuman liar.. berulang kali dia berkata “udah gakuat lina ih..” .. aku berusahan membanting tubuhnya, membalik posisi, kali ini dia dibawah.. aku kocokkan kontolku semakin cepat dan kencang.. erangan lina udah tak tertahankan lagi.. “trs.. ayo dong…” ucapnya.. dia trs menggelinjang menggerakan bokongnya.. 

” aku juga ga kuat lin” .. ayo dong kit bareng lagi..” tenaga lina begitu kuat mendorong kembali terguling mebalikkan posisi.. dia kembali diatas, kali ini dia duduk berkuda.. menggerak-gerakan pantatnya, tubihku bangun meraih toketnya.. darahku mendesir.. sekecap saja aku sedot toketnya.. meremas toketnya.. lian sudah tak kuasa hendak keluar.. 

AkhhhhhhhhhhOhhh YESsss……. uughhhhhhhhhhhhhhh ” lina keluar.. Ohhhhhhhhhhhh… Peluk erat 2 yon, gigit puting lina,” suaranya mengacau tak karuan..”‘akhhhhhhhhh… kelellllllllllllllluuaarrrrrrrrr…”””” … lina orgasme” tubuhnya semakin kuat mendekap, memeknya basah…

“Kamu curang yon… ga bareng” lina berbicara kacau sebari orgasme.. tubuhnya mulai melemas… kesempatanku membalikkan lagi tubuhnya.. kali ini kukocokkan kuat2 kontolku.. akhhhh.. aku keluar lin… “kucabut dan kubasahi tubuhn dan mulutnya…



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Wednesday, May 29, 2019

Saya Merasa Kepala PM Ku Sudah Mulai Masuk Tetapi Rasanya Sangat Sempit - LapetBecek.

Saya Merasa Kepala PM Ku Sudah Mulai Masuk Tetapi Rasanya Sangat Sempit - LapetBecek.


Saya sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.


Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Ayu, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua.

Dengan hanya memandang tubuh Ayu yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata- nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut.

Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang- kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya. Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut.

Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan.

Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul. Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya.

Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Ayu sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Ayu selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot- nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya.

Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Ayu bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia. Ayu juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum.

Saya tidak disunat dan Ayu sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Ayu kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang.

Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang- kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya. Kadang-kadang Ayu juga minta “main” walaupun dia sedang mens.

Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi.

Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Ayu, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang- kadang saya merasa jijik melihatnya. Satu hari, kami sedang asyik- asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Ayu sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap- isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.

Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru. Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir.

Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang- erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang) Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Ayu diam saja terlentang diatas tubuh saya.

Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot. “Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi. Lalu pelan-pelan Ayu menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

“Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Ayu lemas. “Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Ayu tenang-tenang saja.

“Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba. “E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya. “Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.” “Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu membujuk. “Efi mau kancitan,” Efi membandel.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..” “Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Ayu berkata. Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil.

Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala? Ayu mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus- ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali. “Sini, biar Efi lihat.” Ayu mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas- remas penis saya.

Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Tempat tidur saya cukup besar dan Ayu kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya.

Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja. Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Ayu kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya.

Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya.

Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi. “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya. “Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Ayu. Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.

“Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi. “Tunggu sebentar,” kata Ayu yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai membuka pahanya makin lebar. Sebentar kemudian Ayu datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil.

Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Ayu dengan handuk tadi.
Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja.

Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari- jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat- geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..” Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan- pelan.

“Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit. “Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Ayu sambil mengelus-elus bukit Efi. Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan. “Sakit, ibu.” Ayu bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

Saya tidak tahu kemana Ayu perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong. Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit.

Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Ayu yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.

Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan. “Cabut dulu,” kata Ayu tiba- tiba. Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga.

Ayu kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi.

Efi yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri. Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Ayu sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Ayu dimana dia sering kentut kalau

betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Ayu kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber- getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Ayu. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati. “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Ayu terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu.

Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Ayu, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur banyak-banyak.

Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak kasar.

Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami Ayu ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas, dan kelihatannya Ayu juga cukup puas. Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya tidak pernah melacur dan ketika saya masih kawin dengan isteri saya yang orang bule, walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, saya tidak pernah menyeleweng.



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Tuesday, May 28, 2019

Bulu Halus Diselangkangannya Tak Mampu Menyembunyikan Bibir Tebal Liang Kewanitaannya -LapetBecek.

Bulu Halus Diselangkangannya Tak Mampu Menyembunyikan Bibir Tebal Liang Kewanitaannya -LapetBecek.


Semasa SMU aku dikenal sebagai kutu buku yang bercita-cita tinggi, yang tak bisa memegang bola basket, minder terhadap urusan cewek dan tak punya pacar. Sehingga hampir setiap sabtu teman-teman melantunkan lagu Koes Plus untukku, “Sabtu malam kusendiri…” Namun ketika kami mengadakan reuni sepuluh tahun kemudian, ternyata teman-temanku justru terlihat seperti suami yang hidup di bawah bayang-bayang istri dan mertua, sedangkan aku justru mendapat pengalaman-pengalaman seks yang berkesan.


Kamar kost-ku tidak berada di ruang utama bangunan, tetapi cukup strategis untuk memonitor penghuni dan tamu yang keluar masuk rumah itu. Malam minggu itu seluruh keluarga temanku menghadiri pesta pernikahan sepupunya, meninggalkan aku si kutu buku asyik belajar sendiri. Untuk menghilangkan kantuk, aku menuju dapur di bangunan utama bermaksud membuat secangkir kopi dan semangkok mie instan. 

Tiba-tiba terdengar pintu pagar terbuka, rupanya Yumul, adik Budi, pulang lebih awal ditemani pacarnya Wadi. Mereka sudah pacaran setahun lebih dan kelihatannya telah direstui oleh kedua orang tuanya, karena Wadi meskipun baru berusia 21 tahun tetapi sudah hampir menyelesaikan kuliahnya dan Yumul berusia 17 tahun menjelang kelas tiga SMU.

“Tuh liat, kamarnya si kutu buku lagi terang. Seperti biasa, paling-paling dia lagi asyik ngapalin rumus-rumus yang njelimet, jadi kita aman di sini,” terdengar suara Yumul. Selang beberapa menit setelah mie dan kopiku siap hidang, aku beranjak menuju kamarku, namun aku terkesima karena di ruang tamu kulihat pemandangan yang jauh berbeda dengan rumus matematika yang sedang berputar di otakku. 

Yumul sedang merem-melek karena buah dadanya sedang dikulum Wadi. Karena khawatir mereka tahu kehadiranku bila kuteruskan langkahku maka aku berhenti, dan dengan hati berdegup terpaksa kuikuti lakon itu. Wadi terus menghisap kedua puting dari bukit mini namun ranum langsat, sembari tangannya menyusup ke dalam gaun pesta Yumul, dan seketika membuat Yumul menggeliat lirih, “Aahh.. uhh..” Berdasarkan ilmu biologi, jari tangan Wadi menemukan klitoris sensitif Yumul.

Sambil mendesah, tangan Yumul mencoba melakukan serangan balasan dengan mencari persembunyian meriam Wadi, meskipun harus bersusah payah melepas ikat pinggang, membuka reitsleting, memelorotkan celana panjang dan menyusup ke dalam benteng terakhir celana dalam. Wadi yang sudah tahu arah serangan, tetap saja tersentak dan mengerang sambil menekan pantatnya ke depan. Yumul terlihat lebih cekatan, mengeluarkan meriam Wadi dan mengulumnya hingga menekan tenggorokan. 

Wadi yang sempat terkesima sesaat, tergopoh-gopoh menyusun posisi untuk dapat memelorotkan celana dalam Yumul dan melahap kemaluan yumul dengan rakus sambil jari tengahnya merogoh ke dalam liang kewanitaan Yumul. Sambil berbaring mereka membentuk posisi enam sembilan dan terdengar duet alunan merdu. “Mmmh.. nyam-nyam.. sluurrp.. yessshh..”

Setelah merasa puas tiba-tiba Wadi berdiri, dan Yumul bagai telah hapal akting selanjutnya, juga ikut berdiri. Mereka berdekapan erat, berpagutan bibir, dan menggoyangkan pantat saling bertabrakan. “Astaga, mereka bersengggama,” pikirku sambil menelan ludah dan mengusap keringat saking menghayati ketegangan adegan.

Entah telah berapa puluh kali mereka saling menghunjam, tiba-tiba kudenggar Yumul berkata lirih, “Mas, kali ini dimasukkin beneran yach, jangan cuma dioles-oles.”

“Kamu nggak takut,” tanya Wadi dan dijawab dengan gelengan kepala Yumul.

“Nanti kamu nyesel,” tanya Wadi dan sekali lagi Yumul menggeleng sambil berkata, “Khan kata Papa kita akan menikah dua tahun lagi, yang penting jangan sampai hamil dulu.”

Wadi menghentikan goyanganny` dan menatap Yumul dalam-dalam, “Jangan sekarang, kita beli kondom dulu.”
Yumul menggelayut manja dan merengek, “Yumul nggak tahan, pinginnya sekarang, nanti maninya mas jangan dikeluarin di dalam tapi di luar saja, seperti biasa.”

Meskipun adegan makin menegangkan, namun aku menghela napas lega, “Ah syukurlah, mereka belum bersenggama, tapi mereka akan… bagaimana cara mencegahnya?” Pikiranku buntu untuk bisa menghentikan mereka, karena jantungku terlalu kencang berdegup tak memberi kesempatan otakku berputar, sedangkan ujangku ikut-ikutan tegang tanda setuju adegan selanjutnya.

Nun jauh disana, Wadi telah menidurkan Yumul di atas karpet, Yumul membuka gerbang kangkangan kaki, dan laras torpedo Wadi mulai diarahkan, perlahan maju, mendekati liang, menempel dan.. tiba-tiba Wadi menghentikan gerakannya, menatap Yumul, sambil menelan ludah berkata, “Sebaiknya Kamu yang di atas, biar menekannya hati-hati, biar nggak terlalu sakit, soalnya kata orang hubungan yang pertama sakit buat perempuan.

” Yumul yang sedari tadi memejamkan mata menghitung mundur saat terobosan pertama, kaget dan menjawab, “Yumul sudah merasakan sakitnya waktu Mas memasukkan jari ke memek Yumul.” Wadi belum mengerti maksudnya tapi kurang lebih Wadi harus tetap di atas dan menekan meriamnya ke dalam liang kewanitaan Yumul. 

Maka sekali lagi Wadi mengambil ancang-ancang, meluruskan, perlahan menekan dan akhirnya… “Kriingg…” suara telepon berdering, Wadi dan Yumul terkejut dan setelah sadar itu suara telepon mereka saling tersenyum, “Oo cuma telepon.. tapi bagaimana kalau si kutu buku mendengar dering telepon dan datang ke sini mau ngangkat telepon? Cepat Mas angkat dulu teleponnya biar nggak berdering terus,” Kata Yumul. 

Dengan mengendap Wadi mengangkat telepon, sesaat wajahnya serius, menutup telepon, sekonyong-konyong mengenakan kembali celana dan pakaiannya dan tergesa-gesa berkata, “Aku harus pergi, Mama sakit keras..” seraya menuju pintu keluar. Yumul yang berharap dapat melanjutkan adegan penerobosan pertama hanya terbengong tanpa sempat melakukan sesuatu kecuali mengucapkan, “Salam buat Mama, semoga lekas sembuh!”

Terkesima oleh pembatalan sepihak yang dilakukan sekejap, Yumul hanya dapat memandangi tubuhnya yang telah bugil. Perlahan tangannya membelai bibir kemaluannya seolah membujuk agar tidak sedih. Lalu Yumul memutuskan untuk menghibur diri dengan mempermainkan klitorisnya sendiri. 

Aku yang merasa drama telah berakhir bermaksud menyelinap ke kamarku, namun Yumul menangkap ada gerakan di dekat dapur. Sambil menutup tubuh seadanya ia menghampiri dapur dan memergokiku berdiri di sana. Yumul kaget dan terpaku, akupun gemetar tak mampu mengucap maaf. Antara malu, menangis, marah dan tertawa Yumul berkata, “Bang Obi dari tadi melihat kami?” Aku menunduk, tak berani menatap dan berkata lirih, “Maaf…” Sejenak hening, lalu tiba-tiba Yumul tesenyum simpul, 

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Hi, ada burung apa di celana Bang Obi..” Rupanya meriamku belum turun dan menyembul diantara celana hawaiku, karena memang kebetulan aku tidak pernah memakai celana dalam bila menjelang tidur. Belum hilang kagetku, tiba-tiba Yumul maju menangkap burungku dan mengelus, sementara aku tak bisa mundur meskipun ingin, karena kakiku terlalu gemetar.

Melihat aku tak berdaya bagai patung, Yumul memelorotkan celanaku sehingga burungku tak bersangkar lagi, dan seperti telah kulihat sebelumnya, Yumul mulai menjilati dan mengulum batang kejantananku. Aku semakin gemetar dan gagu serta tak mampu menghindar dari wanita birahi yang belum sempat terlampiaskan dengan Wadi. 

Yumul menarik pundakku turun lalu mendorong untuk merebahkanku. Di hadapanku terpampang gadis manis berambut ikal yang selama ini hanya kukenal keayuan wajahnya, kini memamerkan kemulusan tubuhnya. Lehernya yang jenjang menyatu dengan pundaknya yang lebar. 
Sembulan dua gunung kecil dengan puting centil merah muda, padat menantang selaras lekukan pinggul. Bulu-bulu halus di selangkangannya tak mampu menyembunyikan bibir tebal liang kewanitaannya dan mancungnya klitoris yang masih sedikit memerah akibat gesekan meriam dan jari Wadi.

Bidadari 17 tahun itu melangkahkan kaki jenjangnya berdiri mengangkangiku dan perlahan turun. Sambil memegang batang kejantananku Yumul meluruskan liang kewanitaannya. 

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Yumul langsung menekan.., “Blesss…” mulai terjadi penetrasi, aku merasakan sempit dan seretnya. “Yumul..” hanya itu yang keluar dari mulutku tak tahu apa lanjutan kalimatnya. Yumul berhenti sejenak, mengatupkan mulutnya rapat-rapat, sedikit menutup matanya.

Antara nikmat dan sakit, perlahan Yumul menekan lebih dalam…, “Blesss…” aku merasakan batang kejantananku didekap dan diremas hangat oleh liang kewanitaannya. Yumul berhenti lagi sejenak, menengadahkan wajahnya sambil menggigit bibirnya sendiri dan memejamkan mata. 

Lalu kembali perlahan Yumul menekan…, “Blesss…” terus menekan perlahan hingga selangkangan kami beradu, Yumul menghentikan tekanannya. Ah, burungku telah bersangkar di dalam liang kewanitaan Yumul dan merasakan pijatan dinding kewanitaannya. Yumul menatapku sambil tersenyum, akupun berusaha tersenyum sementara detak jantungku sudah tak beraturan dan keringatku mengalir dimana-mana.

Yumul menggoyangkan pantatnya kekiri kekanan dan berputar, stress-ku mulai mengendur dan mulai merasakan nikmatnya pijatan nikmat terhadap batang kejantananku. Lalu perlahan Yumul menaikkan dan menurunkan kembali pantatnya, semakin lama semakin cepat. Berulang naik turun, kiri kanan, berputar. Ketika melihat senyumnya yang menandakan kepuasannya, tanpa sadar akupun ikut menaikturunkan pantatku seirama dengan gerakannya. 

“Uhhh, mentok Bang.. enaak.” Karena batang kejantananku memang sudah tegang lama, maka tak lama kemudian kurasakan sesuatu mendesak untuk dimuncratkan. “Uhh.. aku mau keluar Yumul, uhh..” kataku tak jelas. “Iya.. hh.. tapi.. hh.. jangan dulu Bang, hh.. tunggu Yumul, hh.. nanti dikeluarinnya Bang.. hhh diluar saja..” kata Yumul sambil mempercepat goyangannya. 

Aku tak tahu bagaimana cara menahan pancaran yang siap mendesak keluar, hingga akhirnya, “Aaahh…” dan “Crottt.. crottt..” aku mengeluarkan maniku di dalam liang kewanitaan Yumul. Meskipun tahu aku sudah ejakulasi, Yumul terus bergoyang, seolah tak peduli atau mungkin karena iapun sedang menuju puncak. Tiba-tiba Yumul berteriak panjang dan keras sekali, “Aaahhhww…” dan terkulai lemas di atasku. “Sssttt..” kataku, karena takut terdengar entah oleh siapa.

Tanganku yang sedari tadi berperan sebagai penonton, memberanikan diri mendekapnya dan beberapa saat kami berpelukan erat. Aku penasaran dan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk meraba buah dadanya, dan Yumul sedikit mengangkat badannya memberi kesempatan dan ruang gerak bagi tanganku agar leluasa meremas dan bahkan mempermainkan putingnya. 

Dan mulutku tak mau ketinggalan jatah, ikut mencium, mengulum dan mengisap puting yang baru mekar di bukit yang kenyal. Sementara dibagian bawah, batang kejantananku terus bersangkar di dalam liang kewanitaan Yumul, namun semakin lama semakin lunglai dan akhirnya keluar dari lubangnya, “Plup..”

Yumul menatapku dan berkata, “Bang Obi, tadi ngeluarinnya di dalam yaa..”
Aku mengangguk pelan.

“Bagaimana kalau Yumul hamil, Bang?” tanyanya.

“Yumul tetap dalam posisi tegak atau di atas, dan biarkan maniku mengalir keluar kemaluanmu sesuai gravitasi bumi,” entah teori apa yang kukatakan tapi Yumul menurut.

Setelah Yumul yakin bahwa maniku telah keluar semua ia beranjak dan berkata, “Kalau Bang Obi melaporkan hubunganku dengan Mas Wadi yang sudah cukup jauh, Yumul juga akan laporkan pada orang tua Bang Obi dan Guru bahwa Bang Obi telah menggauli Yumul, dan masa depan kita sama-sama hilang,” Yumul setengah mengancam dan segera beranjak dari tubuhku.

Yumul memperhatikan betapa banyak semprotan yang keluar dari liang kewanitaannya dan betapa banyak maniku yang mengalir kembali keluar dari liang kewanitaannya dan membasahi batang kejantananku. Selintas Yumul tersenyum namun tiba-tiba ia terkejut karena di batang kejantananku ada darah merah cukup banyak. “A..Aku masih perawan?!, oh.. kukira aku sudah tidak perawan karena tusukan jari Mas Wadi.” ia tampak menyesal dan segera meraih gaun pesta, celana dalam dan bra-nya serta berlari menuju kamarnya. Sayup-sayup terdengar gemercik air siraman mandi Yumul, lalu senyap.

Ketika keluarganya pulang dari undangan, aku sedang membersihkan keringat, bercak-bercak mani dan darah yang berserakan di lantai. Kukatakan bahwa mie instanku tertumpah. “Yumul sudah tidur, tadi pulang diantar Mas Wadi,” kataku ketika mereka menanyakan Yumul.

Keesokan harinya kudengar Yumul seharian mengurung diri di kamarnya dan hanya sesekali keluar untuk makan. Karena aku memang jarang ngomong sama Yumul tak ada yang curiga kalau Yumul sama sekali enggan ngomong denganku. Aku menyesal telah membuat Yumul menjadi pendiam dan aku berdoa agar dia dapat ceria kembali. 

Tiga minggu kemudian kulihat ia sangat ceria, dan pada suatu kesempatan ia menghampiriku. “Maafkan Yumul ya Bang dan Bang Obi juga sudah Yumul maafka,” bisiknya mesra. “Koq?” aku tulalit. Seolah mengerti maksud pertanyaanku, Yumul menjawab, “Aku telah bersetubuh dengan Mas Wadi, dan dia yakin bahwa perawanku telah hilang saat dia masukkan jarinya padaku, dan keluargaku yakin murungku selama ini adalah karena mamanya mas Wadi diopname, jadi masa depanku cerah lagi.” Hanya itu yang dikatakan dan ia berlalu dengan ceria, gaya manja khas belia 17 tahun.



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia