Saturday, August 31, 2019

Mencoba Gosok Terus Memeknya Sambil Memiilin Pentilnya - LapetBecek

Mencoba Gosok Terus Memeknya Sambil Memiilin Pentilnya - LapetBecek


Pertama kenalkan nama saya Sebastian (nama samaran), saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di ibukota Jawa Tengah, Usia saya 27 tahun dan belum menikah. Tentang wanita yang saya sukai, saya lebih menyukai orang Indonesia asli dan bahkan saya sering mengamati pembantu-pembantu yang ada di sekitar rumah saya tinggal dan juga wanita-wanita yang usianya lebih tua dari saya.


Kisah ini berawal 6 atau 7 bulan yang lalu, saat itu saya bermaksud menjemput pacar saya di rumahnya, namun sesampainya di rumahnya ternyata kosong, hanya ada pembantu bernama S yang ada di rumah. S yang berusia jauh lebih tua dari saya ini bertubuh kecil, hitam, berparas cantik dan mempunyai bentuk payudara yang menarik (walaupun kecil tapi bentuknya tegak ke depan).

Saat itu saya menunggu pacar saya pulang dari kerjanya, kemudian S minta tolong saya untuk mengangkat meja ke ruangan sebelahnya bersama dengannya. Untuk mengangkat tentunya kami harus membungkuk, dan pada saat itu S yang menggunakan pakaian batik membungkuk untuk mengangkat meja tersebut di hadapan saya.

Saat itulah saya menyaksikan dua bukit kembar yang bergantungan di dalam BH berwarna hitam. Secara refleks, ‘adik’ saya langsung bangkit dan saya terus memperhatikan pemandangan tersebut sampai akhirnya S menyadari bahwa saya sedang memandangi payudaranya. Secara refleks S langsung menutup pakaiannya itu dan tersipu malu. Saya bersikap pura-pura tidak mengetahui kejadian tersebut.

Itulah awal dari cerita ini. Sejak saat itu apabila ada kesempatan S memperlihatkan payudaranya di depan saya, entah waktu dia sedang mengepel lantai atau sedang membungkuk selalu dengan secara sengaja dia memperlihatkannya di depan mata saya.

Dalam pikiran saya sudah berkecamuk pikiran untuk dapat meremas payudara tersebut, namun kemudian rasa khawatir muncul lagi karena dia adalah pembantu yang bekerja di tempat pacar saya, bagaimana nanti kalau sampai ketahuan?

Persisnya, hari Sabtu bulan Oktober lalu saya ke rumah pacar saya lagi untuk mengambil barang yang tertinggal di sana (pada waktu itu pacar saya dan keluarganya sedang ke kota S untuk acara pernikahan keluarga). Otomatis pada saat itu di rumah pacar saya hanya ada S seorang diri, saya pun segera masuk ke ruangan di mana saya meninggalkan barang saya.

Kemudian saya bermaksud untuk segera pulang dan memanggil S untuk membukakan pintu bagi saya. Namun setelah saya panggil berulang kali tidak ada jawaban, saya beranikan diri untuk menuju kamarnya untuk memanggil dia.

Pada saat saya sudah berada di depan kamar dan berusaha mengintip ke dalam kamar, saya melihat dia sedang melepaskan baju atas yang dipakainya sehingga hanya memakai BH warna hitam dan rok warna coklat. S agak terkejut melihat saya sudah berada di depan kamarnya dan langsung berusaha untuk menutupi bagian depan dari tubuhnya. Saya yang sudah terlanjur di depan kamar pun tidak kalah kagetnya melihat S dengan pakaian yang minim. Kami saling berpandangan dan tanpa dapat berkata apa-apa satu sama lain.

Akhirnya saya beranikan untuk maju dan mencoba untuk menyentuh payudaranya, ternyata S hanya diam saja, sehingga akhirnya saya peluk dia dari belakang (bau tubuhnya sangat wangi karena kelihatannya S habis mandi dan keramas).

Kedua tangan saya secara otomatis terarah ke payudaranya yang masih tertutup BH hitam, saya coba mengelusnya dan saya berusaha memasukkan tangan saya ke dalam. Ternyata sesuai dugaan saya, putingnya sudah mengeras dan memanjang. Saat saya pilin, S mengeluarkan suara, “Ah.. ah.. ahh..” sehingga menimbulkan rangsangan yang hebat bagi saya.

Saya terus memilin putingnya sambil menciumi tengkuknya dari belakang. Adegan tersebut berlangsung selama kurang lebih 5 menit, kemudian S melepaskan tangan saya dari payudaranya dan berbalik menghadap saya, kaos yang saya pakai mula-mula dilepaskannya, kemudian menyusul celana pendek yang saya pakai sehingga sekarang saya tinggal menggunakan celana dalam saja dengan gundukan di tengah yang cukup besar.

Gundukan tersebut dielus dengan gerakan tangan yang sangat merangsang sehingga rasanya penis saya sudah berdenyut-denyut. Kemudian setelah puas dengan elusannya, S melepaskan celana dalam saya dan berkata, “Untuk ukuranmu kontolmu cukup gede juga ya..” sehingga tampaklah penis saya yang sudah tegang.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Dengan posisi berjongkok, S terus mengocok penis saya dan kemudian memasukkan penis saya ke dalam mulutnya. Perasaan saya semakin berdebar-debar, apalagi ditambah dengan kenikmatan kuluman penis saya di mulut S. S masih terus mengulum penis saya dan kadang ditambah dengan meremas payudaranya sendiri

Setelah kurang lebih 10 menit, saya angkat dia sehingga sekarang dalam posisi berdiri. Saya tidurkan dia di ranjang dan saya mulai menciumi dia di wajahnya, kemudian dilanjutkan dengan berpagutan, lidah kami saling memasuki mulut masing-masing, sehingga menambah gairah kami.

Kemudian ciuman mulai saya turunkan ke arah leher dan payudara. Melihat puting yang tegak menghadap ke atas itu saya menjadi gemas dan segera saya kulum dan saya gigit dengan pelan, S kelihatan sangat terangsang, terlihat dari gerakan-gerakan dia yang mulai tidak teratur dan napasnya yang tersengal-sengal.

Putingnya masih saya gigit sampai 5 menit kemudian, dan tangan kanan saya mulai menuju ke bagian bawah. Rok yang masih digunakan saya minta untuk dilepas sehingga sekarang tampaklah celana dalam warna hitam dengan bentuk yang sangat kecil, sehingga menambah rangsangan bagi saya.

Tangan kiri saya masih sibuk memilin putingnya, sedangkan tangan kanan saya mulai bergerilya ke bagian dalam celana dalamnya. Begitu memasuki celana dalamnya, terasa ada rambut-rambut keriting yang sudah sedikit basah, saya coba gosok-gosok terus bagian tersebut sambil saya pilin putingnya.

S terus mendesah, “Ah.. shh.. shh.. enak sekali Mas..! Yang lebih cepat..!”

Saya tingkatkan gosokan tangan kanan saya di vaginanya.

Dan setelah beberapa saat saya berhenti, S yang kelihatannya hampir orgasme melihat saya dengan wajah kecewa. Tapi kemudian saya segera mengangsurkan mulut saya ke vaginanya setelah sebelumnya celana dalamnya saya copot. Tampaklah bagian V yang sangat indah, bulu-bulu kecil keriting dipotong dengan rapih mengikuti jalur V-nya.

Saya segera menciumi bagian tersebut(sebelumnya saya merasa jijik untuk mencium vagina cewek) dan saya menuju ke daerah klitorisnya, saya temukan klitorisnya dan saya jilati dengan lidah saya dengan cepat. S semakin tidak karuan. Menggelinjang ke sana kemari dan mengeluarkan suara-suara yang semakin keras.

“Lebih cepat Mas, lebih cepat..! Ah.. shh.. saya ndak tahan udah mau keluar..!”

Mendengat itu saya semakin bersemangat untuk menjilati klitorisnya sambil kadang meremas payudaranya. Tidak lama kemudian akhirnya menyemprotlah cairan kenikmatan dari lubang vaginanya dan S kelihatan sangat puas sekali.

Setelah itu S duduk dan saya diminta untuk tiduran di ranjangnya, dengan sangat seksi dia mulai menciumi dada saya, perut saya dan akhirnya sampai jugalah ke penis saya yang sudah ereksi sedemikian hebat. S mulai mengulum lagi penis saya, mula-mula dengan pelan namun lama kelamaan semakin bertambah cepat sehingga saya merasakan akan ada sesuatu yang muncrat dari penis saya.

“S saya mau keluar nih..! Ah..!”

S kemudian mengeluarkan penis saya dari dalam mulutnya dan mengepitkan penis saya di antara kedua dadanya. Dengan gerakan naik turun S mengocok penis saya dengan kedua payudaranya. Akhirnya pertahanan saya jebol juga.

“S.., saya keluar, ah..!”

Rasanya seperti terbang ke awang-awang, nikmatnya penis saya dipegang oleh cewek (biasanya saya hanya melakukan onani sambil melihat gambar atau film BF).

Setelah itu kami berbaring di ranjang karena kelelahan. S bercerita ke saya bahwa dia sudah lama ingin melakukan hubungan seks dengan saya, apalagi setelah dia bercerai dengan suaminya. Sambil bercerita, tangan S mulai meraba penis saya lagi sehingga mau tidak mau penis saya kembali tegak menantang.

Melihat itu S berkata, “Saya masukkan ke memekku ya Mas..? Mas mau di bawah atau di atas?”

Saya jawab saya di bawah saja, jadi dapat melihat dan meremas payudaranya.

S berkata, “Mas kok nakal sih..? Ntar kan sakit..!”

Kemudian S mulai bangkit dan pelan-pelan ke atas saya dan memasukkan penis saya ke dalam lubang vaginanya. Mulanya terasa seret sekali, namun akhirnya dapat juga penis saya (ukuran nya tidak terlalu panjang mungkin sekitar 14 cm saja) memasuki liang senggamanya. S mulai menggoyang pinggulnya di atas saya dan saya mulai merasakan kenikmatan itu.

Saya sudah membayangkan kenikmatannya waktu melihat film BF, namun saya tidak berani mempraktekkannya. Goyangan pinggul S membuat payudaranya tergoncang-goncang ke kiri dan ke kanan. Saya yang berada di bawahnya sangat terangsang melihat hal itu, tangan saya mulai meremasnya.

“S susumu kok bagus banget toh, belum pentilnya yang gede banget (waktu itu putingnya sudah dalam ukuran maksimal dan warnanya merah sekali, mungkin karena saya gigit tadi)”

Semakin lama goyangan S semakin cepat dan S sudah mendapat orgasmenya yang kedua. Setelah itu kami berganti posisi, saya duduk di ranjang dan dengan posisi berhadapan saya minta S memasukkan penis saya ke lubang vaginanya.

“S cepet..! Aku udah ndak tahan nih..! Pentilmu gede banget..!” (bagian yang paling menarik saya dari tubuh wanita adalah payudara, terutama putingnya)

Kemudian S menggiring penis saya masuk ke dalam lubang vaginanya, saya mengeluarkan desahan tersebut dan juga S secara bersamaan juga mengeluarkan terus desahan-desahannya.

Goyangan yang kami lakukan semakin bertambah cepat. Sambil saya remas payudaranya, saya mencium mulutnya. Kami terus saling berpagutan sambil menggoyangkan pinggul masing-masing. Setelah 10 menit, saya merasa saya sudah mau orgasme lagi.

“S aku udah mau orgasme lagi nih..! Dikeluarin di dalam atau di luar..?”
“Di dalam aja, tunggu sebentar ya, aku juga mau orgasme nih..! Ah.., sh..!”
“S aku udah ndak tahan nih..!”
“Aku juga Mas, ah..!”

Akhirnya pada saat bersamaan kami mengeluarkan cairan kenikmatan kami bersama-sama di dalam lubang vagina S. Setelah itu S mengeluarkan penis saya dari lubang vaginanya dan membungkuk untuk menjilati penis saya dan membersihkannya sampai sisa-sisa spema akibat orgasme kami bersih.

Itulah pengalaman saya dengan S. Sampai saat ini kami masih kadang melakukan hubungan seks sampai orgasme apabila ada kesempatan, bahkan saya sudah meniduri pembantu yang lain juga yang tubuhnya lebih behenol.




ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Friday, August 23, 2019

Lidah Fendi Terus Menjilati Bagian Dalam Memekku - LapetBecek

Lidah Fendi Terus Menjilati Bagian Dalam Memekku - LapetBecek


Di tempat kosan, ada seorang laki-laki muda yang masih single, Pria tersebut bernama Fendi, kalau di bicarakan tubuhnya sih OKE. kulitnya juga putih bersih.

Tetapi, sepertinya dia mempunyai libido sex yang tinggi, ngak jarang dia bermain wanita lain saat nafsunya sedang meninggi.


Kosan Fendi bercampur pria dan wanita. Disamping ada kamarku, aku bernama Jessica sekitar umur 25 tahun yang sudah menikah dan mempunyai dua orang anak, namun suamiku kerja di kota yang berbeda.

Sedangkan Jessica bekerja di salah satu perusahaan sebagai buruh pabrik. Walaupun sudah menikah, tubuhku masih tetap OKE, body seksi dan kulitnya putih jernih.

Baca Juga: Tante Depan Rumah Suaminya Impoten

Saat itu hari kamis Fendi pulang kerja lebih awal, tetapi dia sampai di kosannya baru sore hari, karena dia bersama temannya nongkrong dulu.

Setelah sampai di kosan, yang kebetulan aku sedang main HP di depan kamar. Dia memperhatikanku yg sedang asik memerhatikan layar HP tanpa menyadari ada Fendi didekatku. Mungkin otak Fendy cepat berpikir kotor, apalagi aku hanya mengenakan baju santai yaitu memakai kaos dan hotpans.

Kamar kami pun terbilang diujung lorong dan kosan memang sedang sepi sehingga Fendi lebih berani menggodaku. Dia mengendap-ngendap mendekatiku.

Setelah jarak kami terlalu dekat, dipeluknya tubuhku yang baru mau berdiri dan langsung mencoba menciumi bibirku.

“Eh…Eeh. Lepasin! Apa apaan nih!” katanku.

Tapi Fendi tetap acuh aja dan terus menciumi leher bagian belakang milikku.

“Auuuhhhh…!” desahku saat Fendi mulai meremas payudara milikku.

Mungkin karena mendapati lawan mainnya yaitu aku yang tidak berontak, Maka Fendi semakin bersemangat.

Ciuman Fendi mulai menggerayangi bagian belakang tubuhku, sementara tangannya terus saja mengorek-ngorek isi dalam bajuku.

“Aaaiiiiiihhh…” desahku ketika tangannya berhasil masuk ke dalam bajuku.

Dibukanya juga baju dan tali BHku dari belakang.

“Wiiiiih besar juga ya susu kamu mbak” kata Fendi sambil tangannya memainkan pentil susuku dan memelintir-linting bagian putingnya.

“Aaahh… masa ia Fen… Ya udah kamu emut aja nih” ucapku sambil menyodorkan tokedku ke mulutnya yang saat itu aku menjadi bernafsu mendapatkan rangsangannya.

Setelah itu Fendi yang posisinya tadi memelukku dari belakang, dia putarkan tubuhku sehingga kami jadi bertatapan dan kepalanya langsung turun ke bawah mendekati tokedku yang masih montok ini, waluapun tokedku barang bekas, tetap saja perawakan ku tetap terjaga.

“Auhhhhh.” desahku lagi menikmati permainan dari mulut Fendi, sedangkan tangannya bergerak di sela-sela bagian celana hotpansku.

Pemanasan di luar kamar, perasaan kami jadi deg-degan sebab takut akan di ketahui oleh orang lain. maka aku tarik Fendi ke dalam kamar kostanku.

Sini… Sini.. masuk Fen!” ucapku mengajaknya

Oke.. oke…! balas Fendi singkat

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Setelah itu, aku di angkat oleh Fendi dan di bantingnya di atas kasur, dan kini posisiku hanya terlengtang saja sambil menengadah ke atap menikmati permainan Fendi menciumi seluruh tubuhku.

Permainan ciumnya di mulai dari keningku, hingga sampai ujung perutku yaitu bagian vaginaku.

“Aurrrggghhh..!” Susi berteriak kencang saat vaginanya ku sedot abis.

Klitoris aku pun tidak ketinggalan digigit dan dijilatinya.

Lidah Fendi terus menjilati bagian dalam memekku. Aku mulai mengejang bagai tersambar petir dari jilatan lidah Fendi.

Tanganku mulai menjabak rambut Fendi, tapi Fendi tidak marah dan sebaliknya ia malah mempercepat jilatan lidahnya.

Sebelum sempat Fendi melakukan aksi berikutnya, aku segera bangkit dari kasur dan mengambil tas kecilnya yang berisi Kondom dalam keemasan.

“Kalau mau yang kayak gini, yang mesra baik-baik dong. Jangan main nyosor aja dari belakang, aku kan jadi kaget” Kataku sembari melempar kondom ke arah Fendi.

Fendy pun segera menangkapnya,

“Ya kan gak tau kalau kamu juga mau…” jawab Fendi.

Setelah itu ditidurinya langsung tubuhku, dengan mengambil posisi di atas dia cium lagi payudaraku yang sudah mengembang. Dijilat-jilatnya dan digigit-gigitnya puting susuku sebagai pemanasan. Tapi tangannya masih di dalam lubang kemaluanku.

Setelah selesai menjilati payudaraku, Fendi langsung menyocori bagian lubang intimku untuk di pompanya.

Karena aku sudah punya 2 anak, tentunya lubang ke intimanku tidak sempit, jadi mudah saja bagi Fendi untuk memasukkan kelaminnya. Fendi pun mulai memompa secara teratur dan stabil, diselinginya juga dengan hentakan-hentakan yang tiba-tiba,

Hentakan itu cukup membuat aku kaget serta membuat aku tambah terangsang.

Aahhhh… Ahhhhh… Aaaahhhh…” ucapku mendesah kencang

Aku hanya diam berbaring di kasur dan tanganku meremas susuku sendiri. tak lama kemudian Fendi mencabut penisnya dan menyuruhku untuk nungging, kali ini dia ingin bermain di posisi doggy style.

Aku sodorkan bokongku ke belakang, dan dia bersiap-siap mengambil posisi kuda-kuda untuk memompaku lagi. begitu penis itu masuk lagi, dengan cepat Fendi memompanya.

Sungguh aku tidak tahan serangan dari belakang itu, yang membuat aku kewalahan. ketika dia menggoyang sekalian menepuk-nepuk pantatku hingga berbunyi.

Tetapi setelah itu dia memberi kode, kalau dia akan orgasme.

Jes… buang kemana nih ? ucap Fendi

Mendengar ucapan itu, aku langsung cabut penisnya dari dalam lubang memekku.

Sini… sini… ” ucapku mengambil posisi jongkok

Kebetulan aku ahli banget dalam soal kulum mengkulum ini, maka aku puaskan dia dengan beberapa kali kulumanku sebelum dia memuncratkan spermanya.

Crooot… Crooot… Crrrooooott…” spermanya muncrat ke dalam mulutku dan aku telan mentah-mentah sperma itu dengan sekali telan.

Gleeekk… ” suara aku menelan air maninya yang aku bantu dorong dengan segelas air putih.

Lalu Semburan sperma tadi mengenai sebagian wajahku. Karena sperma yg dikeluarkan sangat banyak, maka sampai meleleh keluar wajahku.

Fendi juga menyuruhku untuk membersihkan sisa-sisa sperma di batang kejantanannya dengan mulutku.

Tapi aku menolaknya, dengan berkata” ucap kering kale, apa lagi yang mau di isap” komentarku dari perintahnya

Dan dia hanya bersenyum manis saja melihat wajahku.

Demikianlah pengalaman sex akudengan tetangga kosan yang masih berlangsung sampai sekarang, walaupun Fendi sekarang sudah mempunyai pacar, namun aktivitasnya setiap malam sibuk memuaskan hasrat birahiku.



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Wednesday, August 21, 2019

Dengan Posisi Nunging Bude Mempersilahkan Ku Untuk Berbuat Apa Saja - LapetBecek

Dengan Posisi Nunging Bude Mempersilahkan Ku Untuk Berbuat Apa Saja - LapetBecek


Cerita seks ini ini adalah kejadian yang sungguh membuat hati saya berdebar, pengalaman melakukan hubungan seks yang aku lakukan beberapa waktu yang lalu, hingga sekarang jadi cerita seks disini. Ok saya mulai cerita ini dengan menceritakan tentang saya pribadi, sebelum melanjutkan cerita dewasa seks ini perkenankan saya mengenalkan diri saya. 


nama saya adalah Dedi, saya berumur 18 tahun, ya sungguh masih muda sebenarnya untuk urusan beginian, namun meskipun saya muda, saya sudah mempunyai tubuh yang dewasa, alias bodi

gede, maka dari itu saya bisa menggaet tetangga yang umurnya jauh diatas saya, nah sedangkan bude narti, orang kuceritakan dalam cerita seks ini, dia berumur 36 th dengan wajah sangat keibuan dan penampilan yang sangat sederhana seperti ibu-ibu yang lain yang tinggal di sekitar rumahku. 

dia memiliki 3 orang anak yaitu hasan teman seusia saya, ibnu kelas 2 sma, dan dimas kelas 5 sd. Walaupun sudah punya 3 orang anak tapi body bude narti masih montok sekali ,dengan payudara kira-kira 38 B(wow bisa anda bayangkan betapa besarnya payudara itu) dan pinggul yang ramping serta pantatnya sangat bulat menonjol ke belakang, jadi kalau bude narti sedang jalan seolah pantatnya sangat menantang untuk di pegang dan di remas.

Hari selasa sore rumah saya akan di jadikan arisan oleh teman2 ibu saya di lingkungan rumah, nah saya sebagai seorang anak maka saya membantu ibu saya menyiapkan keperluan untuk arisan nanti sore karena di rumah kedua kakak perempuan saya belum pulang kerja. Dan bude narti pun membantu saya dan ibu di rumah, ketika saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya, dari dapur ibu saya berteriak.

“jeng, sampean masih punya gula nggak di rumah soalnya gula ku habis jeng.” kata ibu saya ke bude narti.

“ee alah aku nggak punya jeng, yaudah sini aku beliin di pasar depan situ.” kata bude narti.

Lalu ibu saya memberikan uang kepada bude narti.

“maaf ya jeng jadi ngerepotin nih ,biar dedy yang nganter pake motor jeng.” kata ibuku.

“ayo dedy anterin bude ke pasar depan.” kata bude narti menyuruh ku.

uhhh saya sangat kesal sekali waktu itu, tapi ini karena perintah ibu saya maka saya tidak berani membantah. Kemudian saya dan bude narti ke pasar depan lalu bude narti membeli gula, setelah itu bude narti menghampiri saya kembali yang menunggu di motor.

“ded kita ke rumah ku dulu ya, saya mau mandi sekalian ganti baju supaya pas acara nya mulai saya tidak bolak-balik ke rumah.” kata bude narti.

“iya bude.” jawabku.

lalu saya membawa motor saya ke rumah bude narti yang tidak jauh dari rumah saya.

“dedy kamu tunggu sebentar ya, bude bareng kamu aja kesana nya yah lumayan ngirit tenaga supaya nggak cape jalan,,hahahaha..” canda bude narti.

“oh tenang saja bude, saya akan nunggu bude di sini kok.” kataku

Lalu bude narti masuk ke dalam rumah dan berlalu ke arah kamar mandi, bude narti berteriak dari dalam kamar mandi.

“ded kamu kalau mau minum ambil saja di kulkas ya.” teriaknya

“iya bude.” jawabku singkat

Lama-lama bete juga saya nungguin bude narti mandi karena sudah hampir setengah jam, saya pun menonton tv untuk mengusir kejenuhan saya. Tak lama bude narti keluar hanya dengan berbelit handuk dan menurut saya handuknya terlalu kecil untuk menutup tubuh montoknya, 

wow payudaranya sampai naik ke atas sehingga membentuk belahan yang sangat menggoda. Bude narti pun langsung beranjak ke kamar dan menutup kain yang di jadikan sebagai penutup kamar, wah pikiran saya mulai kacau dan saya betul2 terangsang berat dengan apa yang saya lihat tadi.

Saya pun nekad untuk mengintip bude narti, pelan2 kain penutup kamar itu saya buka dan saya betul2 kaget melihat kemolekan bude narti ini, oh ternyata kulitnya putih juga. Saya akhirnya pergi ke pintu depan dan dengan cepat saya kunci pintu depan serta saya langsung menuju ke kamar bude narti.

“ahhhhhhh.” teriak bude narti yang kaget melihat saya di dalam kamarnya.

“ssst…bude jangan berisik, kalau bude berisik nanti tetangga pada datang dan melihat kata dalam keadaan seperti ini pasti nanti keluarga bude malu.” kataku.

“KURANG AJAR SEKALI KAMU MASUK KE SINI, KELUARRR….” teriaknya.

tanpa mendengarkan omongan nya sayapun langsung membuka seluruh pakaian saya dan bugil di depan bude narti.

“silahkan bude teriak, agar tetangga ke sini dan mengusir kita dari lingkungan sini.” kataku dengan tegas.

nampaknya caraku berhasil dan bude narti sudah tidak berteriak lagi, tapi dia masih menutup badanya dengan handuk yang ia pakai kembali saat saya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

“dedy mau apa kamu.” tanyanya mulai pelan.

“bude, saya betul2 kepingin nih bude. Saya sudah nggak tahan bude, ayolah mumpung sepi bude.” kataku

“ded nanti kalau ada yang masuk gimana dan sebentar lagi suami serta anak2ku pasti pulang karena sudah sore.” katanya.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Kemudian saya berjalan mendekatinya dan tongkol saya tepat di depan muka bude narti. Saya sempat melihat mata bude narti tertegun melihat ukuran tongkol saya yang lumayan besar, saya dengan tenang berkata ke bude narti.

“tenang saja bude, pintu depan sudah saya kunci. Ayo bude kocok tongkol saya jangan cuma di liatin kaya gitu.” kata ku
Tangan bude narti pun akhirnya dengan agak ragu memegang tongkol saya.

“ahhhh…” desahku ketika tanganya mulai meremas dan mengocok pelan tongkol saya.

“bude, isepin dong tongkolku ini.” kata saya

“ihh jijik ahh,, udah kaya gini aja.” katanya

Lalu saya tarik belitan handuknya dan dia pun bugil di hadapan ku, tangannya yang kanan asik mengocok tongkolku sementara tangan yang kiri berusaha menutup payudaranya yang besar.

“ayo bude kita selesaikan, nanti keburu keluarga bude pada pulang.” kataku

Dan saya pun mengangkat kaki bude narti lalu saya lebarkan kaki bude narti dan saya lihat memiaw bude narti sangat banyak di tumbuhi jembut, lubang memiawnya pun juga sudah lebar. Tapi bude narti dengan melawan atas apa yang saya lakukkan kepadanya.
“dedy, jangan di masukkan ded. Nanti bisa kacau kalau ada tetangga lihat, dedy hentikan sayang.” katanya

Saya pun tidak perdulikan kata2nya lagi, dengan agak memaksa maka saya arahkan tongkol saya ke memiaw bude narti.

slooppp(kepala tongkol saya sudah masuk),slebbb,blleeesss…masuklah semua tongkol saya ke memiaw bude narti.

“aduh sudah ded jangan di teruskan de,,ahh,ahh,,uhh..” perlawanan nya berubah menjadi desahan.

Lalu saya mulai menggoyang tongkol saya maju mundur.

“ohh..ohhh dedyyy…ahhhh,,mmmphhh..”desah bude narti sambil menggit bibir bawahnya.

“arggghh…arghhh,,bude sangat nikmat,,ahh,ahh..”desahku

Bude narti perlahan mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi permainan ku, saya pun makin bersemangat menyetubuhi bude narti.

“ohh,,bude,,terrrusss,,goyyangg bude..ahh..” desah saya.

“ohhh,,ohh tongkolmu enak banged ded..ahhh..”racau bude narti.

Wah ternyata bude narti kalau sedang bersetubuh suka mengeluarkan kata2 kotor, saya pun semakin bersemangat mendengar jeritan vulgar bude narti. Keringat sudah mulai terlihat dari wajah bude narti, lalu bude narti meminta berganti posisi.

“ahh,,ahhh,,berhenti dulu ded,,ahh,ahhh..” perintahnya

Sayapun segera menghentikan goyangan saya.

“kenapa sayang.” tanyaku dengan memanggil dia sayang..hehehe

“kita ganti gaya ah jangan kaya gini terus, aku bosen ded.” katanya

Wow sekarang dia yang kelihatannya agressif ,memang wanita awalnya menolak akan tetapi kalau sudah masuk maka merekalah yang lebih agressif. Kamipun berguling ke samping tanpa mencabut tongkol saya, dan bude narti pun mulai bergoyang dengan maju mundur.

“ahhh,,ahh,,ah,, enak tenan dedy tongkol mu nusuk tempik ku,,ohhh..”kata bude narti

“terus budee…ahh” sahutku.

Lama-lamagoyangan bude narti menjadi semakin liar, dia bukan hanya melakukkan goyangan maju mundur tapi dia juga melakukkan goyangan atas bawah dan yang paling nikmat adalah goyangan memutarnya. Sayapun bangkit dan memeluk bude narti sambil mulut ku menyedot payudaranya, maka dia semakin tak karuan saja goyangannya.

“ohh,ohhhhh,,,,aku mauu keeluuar ded..”katanya yang sudah mau orgasme

“tahan sayang,,ohhh..” kataku.

“akuu,,akuu,nggak,kkuu,kkuuattt,,arggghhhh…. ” desahnya ketika orgasmenya datang.

serrr..srrrrrrrr……..keluarlah cairan hangat dari dalam kemaluannya.

Dia memeluk saya dengan sangat erat, saya yang belum mau ejakulasi memberikan dia kesempatan untuk menikmati orgasmenya.
“duuhhh….nikmat tempikku ded..tongkolmu gede banged sih, sampe mentok aku rasanya.” kata bude narti.

“emang punya pakde yatno(suaminya yang sudah berumur 54th)nggak gede bude.” tanyaku.

“alah boro2 gede, kalo main sama ku paling baru 5 menit tak goyang wis metu.”kata bude narti dengan nada ketus.

oh ternyata selama ini pakde yatno tidak bisa memuaskan bude narti, tenang pakde yatno saya akan membantu tugas anda dalam memuaskan istri anda.kataku dalam hati

“terus kalo bude kurang puas, melampiaskan nya kemana bude.” tanyaku.

“jangan panggil aku bude dong ded klo lagi berdua kaya gini, panggil nama saja ya.” kata bude narti.

“iya, mulai sekarang aku akan manggil kamu sayang kalo lagi berdua kaya gini, oya pertanyaan aku belum kamu jawab sayang. Kamu melampiaskan kemana kalo kurang puas.” tanyaku lagi

“yah aku paling pake tangan pas dia tidur.” katanya

“tenang sayang, mulai sekarang kalo kamu kurang puas dengan suami kamu yang tolol itu kamu panggil aku saja yah.” kataku.

“iyah,pasti sayang, oya kamu belum keluar ya. Ayo cepat selesaikan karena acara arisan di rumah kamu sudah mau mulai dan anak2ku juga sudah mau pulang.” kata bude narti

“kita nungging ya sayang.”kata ku

“ya sudah, ayo cepat sayang.”

lalu saya mencabut tongkol saya yang dari tadi belum saya keluarkan dari memiawnya.

“ayo sayang aku wis siap nih.” kata bude narti yang sudah mengambil posisi nungging.

“iyah.” kataku sambil mendekat ke arahnya.

blessssss……begitu lancar tongkolku masuk ke memiaw bude narti.

“ohhhhhhhhhhhh….” desah kami bersamaan

Saya pun dengan gerakan cepat langsung mengocok memiaw bude narti ini. PLAKKK,,PLAKKK,,PLOKKKK,, begitu keras terdengar bunyi itu karena saya dengan gerakan yang cepat menyetubuhinya. Bunyi derit ranjang pun sangat kencang..KRITTT,KRITTT,KRITTTT.

“aduhh,aduuuhh,aduuhhh,,pelan2 sayang,,ahh,ahh….” jerit bude narti.

“nanti keburu suami dan anakmu pulang ,sudah tahan saja sayang.” kataku

bude narti hanya menggengam kain sprei dan menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit bercampur nikmat yang ia rasakan sekarang. Setelah 15 menit bergoyang dengan kasar, maka saya merasakan akan ejakulasi.

“ohhh,ohh aku mau keluar sayang,,ahhh,,di dalam apa di luar.” tanyaku.

“ahhh,ahhh,ahhh,terseraaahhhhh…”kata bude narti

Dan akhirnya, crottttt,crottttt,crootttt, sekitar 7x semprottan peju saya yang saya keluarkan di dalam.

“argggghhhhhhhhhhh….”desahku dan saya tekan kuat2 tongkol saya ke dalam memiawnya

Setelah mengatur nafas maka saya pun cepat2 mencabut tongkol saya dari dalam dan membersihkan dengan kain sprei bude narti, dan bude narti pun mencabut kain sprei itu dan langsung merendamnya agar tak terlihat oleh suaminya.

“ayo cepat kita harus keluar sekarang, nanti tetangga curiga kamu lama2 di dalam rumah ku.” kata bude narti sambil memakai baju serta celana untuk arisan di rumah ku.

Saat saya dan bude narti keluar rumah, kami melihat hasan anak bude narti yang juga teman saya baru pulang main futsal dengan teman kerjanya.

“tuh kan apa aku bilang, untung kita udah selesai. Ayo cepat kita ke rumah kamu dan kayaknya arisan sudah di mulai.”
pada saat saya sampai rumah, ternyata benar arisan telah di mulai.

“haduh maaf jeng tadi ban motornya dedy bocor jadi kita ke bengkel dulu, nah ini gula nya jeng.” kata bude narti berbohong kepada ibu saya.

“oh iya nggak apa-apa kok jeng, ya sudah silahkan ngobrol2 dulu ya aku mau bikin teh ibu2.” kata ibu saya


ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Monday, August 19, 2019

Gita Menekan Memeknya Mengunakan Dildo Yang Sudah Bergetar - LapetBecek

Gita Menekan Memeknya Mengunakan Dildo Yang Sudah Bergetar - LapetBecek


Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari. Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, ‘Eh, tau kelas MI1-3 nggak?


Eeiittss.., ternyata aku juga cari kelas itu.., lalu aku jawab, ‘mm.., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk’. ‘Saya Gita’ dia sebut namanya duluan. ‘Aku Iwan’, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Gita. 

Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali.

Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja.

Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap.

Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari. Sampai akhirnya ia bertanya begini, ‘Wan, kalau kamu punya istri suka yang buah dada nya besar atau sedeng-sedeng saja?’. Lalu aku jawab ‘Mm.., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho’. 

‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’. Dia tanya lagi sambil bercanda, ‘Kalo aku kasih kesempatan gimana?’.

Aku jawab, ‘Yaa.., nggak aku sia-sia’in’. ‘Emang berani?’, tantang Gita. ‘Siapa takut..’, jawabku tidak mau kalah. ‘Kalo gitu bukti’in!’, kata Gita. ‘Oke.., kita cari losmen sekarang.., gimana?’, tantangku gantian. ‘Siapa takut..’, jawabnya tidak mau kalah juga. Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, ‘Wan, disini ajah.., kayaknya losmennya bagus tuh’. ‘Deg!!’, jantungku terasa berhenti.

Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya. Terus dia berkata, ‘Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in.., OK?’.

Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, ‘OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?.

Tiba-tiba saja Gita menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana.

Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. Lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God.., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku.., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Gita terus memandangiku. Gita menggigit bibir bagian bawahnya.

Tiba-tiba ia berkata, ‘Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya’ Aku ragu-ragu.., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi.., aku buka kaosku.., aku buka jeansku.., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan.., gantian aku yang menantang, 

‘Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang’ Gita diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dada nya yang kuning langsat dan benar-benar menantang.

Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, ‘uugghh.., oohh..’, hanya kata itu yang Gita keluarkan.

Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Gita tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit, ternyata Gita sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku,

‘oohh..’, kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Gita mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur.

Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. ‘Hhmmhh.., uugghh.., sstt’, cuma itu yang dia katakan.

Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dada nya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dada nya yang kanan.

Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dada nya sebelah kanan. Dengan t’.

Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Gita terus keluar kata, ‘Teruuss.., teruuss.., yang keras.., aahh.., gigit Wan.., gghh.., sstt’. Sementara punyaku sudah tegang keras.

Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, ‘Wan.., Iwan.., uugghh.., sekarang ajjaah.., masuk’iin.., nggak usah pake mulut lagi.., masukin sekaraanng.., plizz..’. Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Gita berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku.

Begitu posisinya tepat, Gita mendorongnya dengan kuat. ‘uugghh..’, sedang aku sedikit berteriak, ‘aahh’. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. Gita terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.

Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. Kedua tangannya meremas-remas buah dada nya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, ‘uugghh.., oohh.., sshhsstt’.

Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar. Kali ini aku yang mengambil alih ‘kekuasannya’ gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus.

Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya. Aku angkat pinggulnya dan Gitapun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak.

Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan ‘adikku’ ke lubang vaginanya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Gita memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. ‘oohh..’, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku.

Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. ‘uugghh.., aahh.., Sshshhss.., oohh.., uugghh..’. Tiba-tiba ia berteriak, ‘Iwaann.., sshh.., oohh’, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, ‘oohh.., oohh.., aacchh.., Gitt.., aakku..’. 

Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. ‘oohh.., uugghh’, banyak sekali cairanku keluar. ‘Terus Wan.., keluarin semuanya..’, pinta Gita.

Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Gita langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku. ‘Gita sayang sama Iwan’, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

‘Iwan juga sayang sama Gita’, kataku. Akhirnya sejak itu aku dan Gita resmi pacaran.



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Thursday, August 15, 2019

Riska Menggeliat Kencang Ketika Jari Itu Mulai Mengorek Lubang Memeknya - LapetBecek

Riska Menggeliat Kencang Ketika Jari Itu Mulai Mengorek Lubang Memeknya - LapetBecek


Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota YK, Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska.

Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK.

Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.

Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.

Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.

Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska.

Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.

Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.

Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.
Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.

“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.

“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.

Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska.

Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.

Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.

“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.

“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu.

Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia